BUDIDAYA TANAMAN DURIAN
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tanaman durian
merupakan tanaman buah berupa pohon. Tanaman durian
semula berupa tanaman liar yang berasal dari hutan Malaysia,Sumatra, dan
Kalimantan. Buah durian sangat digemari hampir semua orang dan sudah dikenal di
Asia Tenggara sejak abad VII Masehi. Buah durian rasanya manis,
harum dengan warna dagingnya putih sampai kekuningan
dan banyak mengandung kalori, vitamin, lemak dan protein. Di Thailand budidaya
tanaman durian sudah dilakukan secara intensif dalam kawasan berbentuk kebun
yang cukup luas, sedang di Indonesia pada umumnya masih berupa tanaman yang di
tanam di pekarangan. Manfaat tanaman durian selain diambil buahnya, pohonnya
dapat dipakai sebagai pencegah erosi di lahan yang miring, batangnya dapat
digunakan sebagai bahan tinggi, sehingga bangunan,
bijinya mempunyai kandungan pati cukup dapat
dipakai sebagai alternatif pengganti makanan, kulitnya
dapat dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus. Nama
lain durian adalah duren (Jawa, Gayo), duriang (Manado), dulian (Toraja), rulen
(Seram Timur). Disini saya akan mencoba bagaimana cara membudidayakan tanaman
durian agar tidak punah.
B. Tujuan
Membantu
para petani untuk lebih cermat dalam membudidayakan tanaman durian
C. Manfaat
Menambah wawasan
mahasiswa,dan para petani akan penting nya membudidayakan tanaman durian
DASAR
TEORI
A. Ciri-ciri dan Habitat Durian
Ciri
khas dari tanaman ini adalah memiliki kulit buah yang keras dan berlekuk-lekuk
tajam menyerupai duri. Secara umum ciri-ciri dari pohon buah ini adalah: tinggi
mencapai 30 m dengan garis tengah batang 50cm, memiliki akar bangir yang
rendah, kulit batang awalnya halus tapi lama-kelamaan menjadi beralur membujur.
Memiliki daun yang lonjong dan bundar, dengan panjang daun sekitar 2-24 cm dan
lebar 3, 5 hingga 8, 5 cm.
Pohon
dan buah durian ini tumbuh di hutan-hutan dataran rendah dan
di hutan-hutan campuran pamah atau hutan yang memiliki tanah yang rata pada
ketinggian 500 mdpl dan umumya tumbuh pada jenis tanah liat. Umumnya pohon
durian tumbuh di Kalimantan karena jenis tumbuhan ini merupakan jenis tumbuhan
endemik. Di Kalimantan itu sendiri buah ini telah dibudidayakan.
B. Jenis-jenis Buah Durian
Seperti
halnya buah-buahan lain, Durian juga memiliki banyak jenis. Berdasarkan
kultivar unggul nasional, terdapat lebih dari 55 jenis durian budidaya.
Beberapa di antaranya adalah:
·
Durian Gapu dan Kelud
dari Kediri Jawa Timur
·
Ligit dari Kutai
·
Mawar dari Long Kutai
·
Ripto dari Trenggalek
·
Salisun dari Nunukan
·
Selat dari Muara
Jambi
·
Sememang dari
Banjarnegara
·
Tong Medaye dari
Lombok
·
Bentara dari Bengkulu
utara
·
Bido Wonosalam dari
Jombang Jawa Timur
·
Perwira dari
Majalengka
·
Petruk dari Jepara
Jawa tengah
·
Soya dari Ambon
Maluku
·
Sunan dari Boyolali.
Sebenarnya
masih ada jenis durian dari beberapa ras lokal, tetapi keunggulannya belum
terjamin. Beberapa di antaranya adalah: Durian Parung, durian Lampung, durian
Jepara, durian Palembang, dan durian Padang. Kesemuanya ini tentunya memiliki
citarasa dan ciri khas tersendiri.
C. Manfaat Durian
Manfaat
durian selain sebagai makanan buah segar dan olahan lainnya, terdapat manfaat
dari bagian lainnya, yaitu :
Tanamannya sebagai pencegah erosi di lahan-lahan yang miring.
Batangnya untuk bahan bangunan/perkakas rumah tangga. Kayu durian setaraf dengan
kayu sengon sebab kayunya cenderung lurus.
Bijinya yang memiliki kandungan pati cukup tinggi, berpotensi sebagai
alternatif pengganti makanan (dapat dibuat bubur yang dicampur daging buahnya).
Kulit dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus, dengan. cara dijemur sampai
kering dan dibakar sampai hancur.
D. Syarat tumbuh
Iklim
Curah
hujan untuk tanaman durian maksimum 3000-3500 mm/tahun dan minimal 1500-3000
mm/tahun. Curah hujan merata sepanjang tahun, dengan kemarau 1-2 bulan sebelum
berbunga lebih baik daripada hujan terus menerus. Intensitas cahaya matahari
yang dibutuhkan durian adalah 60-80%. Sewaktu masih kecil (baru ditanam di
kebun), tanaman durian tidak tahan terik sinar matahari di musim kemarau,
sehingga bibit harus dilindungi/dinaungi. Tanaman
durian cocok pada suhu rata-rata 20°C-30°C. Pada suhu 15°C durian dapat tumbuh
tetapi pertumbuhan tidak optimal. Bila suhu mencapai 35°C daun akan terbakar.
Media Tanam
Tanaman
durian menghendaki tanah yang subur (tanah yang kaya bahan organik). Partikel
penyusunan tanah seimbang antara pasir liat dan debu sehingga mudah membentuk
remah. Tanah yang cocok untuk
durian adalah jenis tanah grumosol dan ondosol. Tanah yang memiliki ciri-ciri
warna hitam keabu-abuan kelam, struktur tanah lapisan atas bebutir-butir,
sedangkan bagian bawah bergumpal, dan kemampuan mengikat air tinggi.Derajat
keasaman tanah yang dikehendaki tanaman durian adalah (pH) 5-7, dengan pH
optimum 6-6,5.
Tanaman durian termasuk tanaman tahunan dengan perakaran dalam, maka membutuhkan
kandungan air tanah dengan kedalam cukup, (50-150 cm) dan (150-200 cm). Jika
kedalaman air tanah terlalu dangkal/ dalam, rasa buah tidak manis/tanaman akan
kekeringan/akarnya busuk akibat selalu tergenang.
Ketinggian Tempat
Ketinggian
tempat untuk bertanam durian tidak boleh lebih dari 800 m dpl. Tetapi ada juga
tanaman durian yang cocok ditanam diberbagai ketinggian. Tanah yang
berbukit/yang kemiringannya kurang dari 15 kurang praktis daripada lahan yang
datar rata.
PEMBAHASAN
Budidaya
Pengolahan lahan.
1. Lahan dibersihkan dari rerumputan, sisa tebangan,
tanaman liar, kemudian dibajak/dicangkul
2. Di sekitar kebun perlu dibuat saluran drainase guna
menghindari adanya genangan.
3. Kegiatan pengolahan lahan dilakukan sebelum musim
hujan.
Penanaman.
1. Jarak tanam 10 x 10 M untuk jenis durian genjah, dan
12 x 12 M untuk jenis durian sedang dan dalam.
2. Lubang tanam dengan ukuran 80 x 80 x 70 cm atau 70 x
70 x 60 cm atau disesuaikan dengan jenis tanah
dan kondisi lahan, tanah galian bagian atas (20 cm) dipisahkan
dengan tanah galian bagian bawah dan dibiarkan selama 2-3 minggu.
3. Lubang tanam ditutup kembali,
dengan tanah galian atas lebih dahulu dimasukkan
setelah dicampur dengan pupuk organik/pupuk kompos sebanyak + 30
kg/lubang.
4. Penanaman dilakukan awal musim hujan pada sore hari
agar bibit yang sudah ditanam tidak langsung terkena matahari.
5. Bibit ditanam sekitar 5 cm di atas pangkal batang dan
diikat pada batang kayu/bambu agar tanaman dapat tumbuh tegak lurus.
6. Bibit yang sudah ditanam sebaiknya
diberi naungan untuk menghindari sengatan matahari curah hujan yang lebat.
Naungan dapat dibongkar setelah tanaman berumur 3-5 bulan.
7. Tanah di sekitar tanaman sebaiknya ditutup
rumput/jerami kering sebagai mulsa, agar kelembaban tanah dapat stabil.
Pemeliharaan.
1. Penyiangan, dilakukan untuk membuang gulma
yang tumbuh di sekitar tanaman (1 m dari batang pohon) yang akan mengganggu
pertumbuhan tanaman.
2. Penyiraman, hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Tahap awal pertumbuhan
penyiraman dilakukan setiap hari pagi dan sore hari, tetapi
tanah tidak boleh tergenang terlalu lama (terlalu basah).
b. Kebutuhan air pada masa vegetatif 4-5 L/hari dan pada
masa produktif 10-12 L/hari.
c. Setelah tanaman berumur satu
bulan penyiraman dilakukan 3x/minggu. Jika tanaman sudah berbuah,
penyiraman harus diperhatikan karena kalau kekurangan air dapat mengakibatkan
kerontokan buah.
d. Tanaman durian akan membutuhkan banyak air setelah
panen karena diperlukan untuk memulihkan kondisi tanaman menjadi normal
kembali.
3. Pemupukan pada
tanaman yang belum berbuah, dilakukan
dengan dosis sbb:
a. Pemupukan NPK (15:15:15) dilakukan 2 kali/tahun, dengan dosis sbb:
a. Pemupukan NPK (15:15:15) dilakukan 2 kali/tahun, dengan dosis sbb:
1. Tanaman umur 1 tahun,
dosis pupuk NPK 40 - 80 gr/pohon/tahun.
2. Tanaman umur 2 tahun, dosis pupuk NPK 150 - 300
gr/pohon/tahun.
3. Tanaman umur 3 - 4 tahun, dosis pupuk NPK 400 - 600
gr/pohon/tahun.
b. Pupuk organic/kompos/pupuk kandang diberikan setahun sekali pada akhir
musim hujan dengan dosis minimal 15-20kg/pohon.
4. Pemupukan pada tanaman yang sudah
menghasilkan/berbuah, dengan dosis/pohon sbb :
a. Sesudah pemangkasan, pupuk organik 40-60 kg, urea 670
gr, SP-36 890 gr, KCl 530 gr
b. Saat pucuk mulai menua, urea 335 gr, SP-36 445 gr, KCl
265gr
c. Dua bln setelah pemupukan kedua, urea 180 gr, SP-36
650 gr, KCl 150 gr
d. Saat muncul bunga, urea 45 gr, SP-36 225 gr, KCl 100
gr
e. Satu bulan sbelum panen, urea 180 gr, SP-36 650
gr, KCl 150gr.
5. Cara memupuk, dibuat selokan melingkari
tanaman dengan garis tengah selokan disesuaikan dengan
lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20-30 cm dan tanah cangkulan
disisihkan di pinggirnya. Sesudah pupuk disebarkan secara merata ke dalam selokan,
tanah tadi dikembalikan untuk menutup selokan dan diratakan.
Apabila tanah dalam keadaan kering segera lakukan
penyiraman.
6. Pemangkasan akar.
6. Pemangkasan akar.
a.
Pemangkasan akar akan
menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman sampai 40%
selama 1 musim. Selama itu pula
tanaman tidak dipangkas. Pemangkasan akar selain membuat tanaman menjadi cepat
berbuah juga meningkatkan kualitas buah, buah lebih keras dan lebih tahan
lama.
b.
Waktu pemotongan akar
paling baik pada saat tanaman mulai berbunga, paling lambat 2 minggu setelah
berbunga. Jika dilakukan melewati batas, hasil
c.
tanaman durian diiris
sedalam 60-90 cm dan sejauh 1,5-2 meter dari panen berkurang dan pertumbuhan
terhambat.
d.
Cara pemotongan:
kedua sisi barisan pangkal batang.
7. Pemangkasan bentuk, dilakukan dengan :
a.
Tanaman sudah berumur
1 tahun.
b.
Pelihara satu batang
utama, potong calon cabang primer yang tidak diinginkan (cabang dengan
pertumbuhan terlalu panjang, tidak normal atau terserang hama & penyakit),
cabang-cabang primer terpilih diatur jaraknya sekitar 40-60 cm.
c.
Pertumbuhan
cabang diarahkan supaya
mendatar atau membentuk sudut sekitar 90 derajat dengan
batang utama, dengan mengikat pucuk cabang dengan tali yang diberi pemberat.
d.
Tunas-tunas
liar yang tumbuh
di cabang terpilih
harus dipangkas dan sisakan 1-2 cm dari pangkal cabang.
e.
Tinggi
tanaman dipertahankan sekitar 4 m dari
permukaan tanah dan cabang terendah berjarak 0,7-1 m dari permukaan tanah.
f.
Oleskan pada
bagian yang dipangkas dengan ter/meni/pestisida
8. Pemangkasan pemeliharaan, dilakukan dengan :
a.
Tanaman sudah mulai
berproduksi pertama
b.
Memangkas cabang
bersudut kecil, cabang dan ranting yang terserang hama & penyakit.
Pemangkasan ranting pada cabang besar/produktif dibersihkan dengan menyisakan
1/3 bagian ujung
c.
Memangkas
cabang/tunas liar yang tumbuh tidak pada
tempatnya
d.
Memangkas dahan dan
ranting yang rapat, bersilangan atau tersembunyi/terlindung
e.
Memangkas dahan dan
rantingyang lemah serta tajuk bagian atas yakni turun 1 ruas pada ujung ranting
(terminal)
f.
Memangkas dahan dan
ranting yang pertumbuhannya ke arah dalam tajuk atau ke arah bawah
g.
Pertahankan
ketinggian optimal 3-4 m atau 5-6 m
h. Oleskan pada bagian yang dipangkas dengan
ter/meni/pestisida
9. Penyerbukaan buatan, dilakukan dengan :
a.
Mengumpulkan serbuk
sari dalam kantong plastic bersih dengan menggoyang-goyangkan bunga atau disapu
dengan kuas halus
b.
Melakukan penyerbukan
buatan pada malam hari jam 19.00-21.00, dengan mengoleskan
serbuk sari ke kepala putik memakai kuas halus
10. Penjarangan buah. Penjarangan buah bertujuan
untuk mencegah kematian durian agar tidak menghabiskan energinya untuk proses
pembuahan. Penjarangan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, rasa buah,
ukuran buah dan frekuensi pembuahan setiap tahunnya. Penjarangan dilakukan
bersamaan dengan proses pengguguran bunga, begitu gugur bunga selesai, besoknya
harus dilakukan penjarangan (tidak boleh ditunda-tunda).
DAFTAR
PUSTAKA
http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/teknik-cara-menanam-durian.html
http://teknologi--tepat-guna.blogspot.com/2013/04/cara-berkebun-dan-menanam-durian.html
http://bp2sdmk.dephut.go.id/emagazine/index.php/teknis/21-pedoman-budidaya-tanaman-durian-durio-zibethinus.html
Comments
Post a Comment