-->
http://cuk-ing.blogspot.com/
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR TANAH

ACARA 1
PENYIAPAN CONTOH TANAH



Oleh    :
Nama                           : Gen Adi Wisanggeni
Nim                             : A1L014214
Kelompok                   : 5
Asisten                        : Arigi Deshinta Nurmagupita            



KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Pengambilan contoh tanah sangat berpengaruh terhadap tingkat kebenaran hasil analisis sifat fisik maupun sifat kimia tanah, ada tiga macam cara pengambilan contoh tanah : yaitu :
1.      Contoh tanah utuh ( undisturbed soil sample ) : digunakan untuk penetapan berat jenis isi ( bulk density ), berat jenis partikel ( particle density ), porositas tanah, kurfa pF dan permeabilitas tanah.
2.      Contoh tanah tidak utuh / terganggu ( disturbed soil sample ) : digunakan untuk penetapan kadar air tanah, tekstur tanah, konsistensi, warna tanah dan analisis kimia tanah.
3.      Contoh tanah dengan agregat utuh ( undisturbed soil agregate ) : digunakan untuk penetapan kemantapan agregat, potensi mengembang dan mengkerut yang dinyatakan dengan nilai COLE ( coefficient of Linear extensibility )
Oleh karena itu ,dilakukan penyiapan contoh tanah kering angin atau udara untuk acara penetapan kadar air, derajat kerut tanah dan pengenalan contoh tanah dengan indra.
B.     Tujuan Penelitian
1.      Menyiapkan contoh tanah kering angin atau udara dengan diameter 2 mm dan contoh tanah halus dengan diameter 0,5 mm untuk acara penetapan kadar air, derajat kerut tanah dan pengenalan contoh tanah dengan indra.
C.     Metode Penelitian
1.                   Metode Studi pustaka
Yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara membaca jurnal atau sumber sumber yang berkenaan dengan masalah yang dibicarakan. Pembahasan tentang penyiapan contoh tanah  ini juga tidak lepas dari jurnal atau referensi referensi lainya yang berkenaan dengan masalah tersebut.
2.                   Metode observasi
Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung. Dalam menyusun laporan ini, saya juga mengumpulkan data dengan mengamati obyek secara langsung.
D.    Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut.
1.      bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan kajian awal untuk melakukan penelitian lanjutan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas komponen padatan yang berinteraksi dengan cairan, dan udara. Komponen pembentuk tanah yang berupa padatan, cair, dan udara jarang berada dalam kondisi kesetimbangan, selalu berubah mengikuti perubahan yang terjadi di atas permukaan tanah yang dipengaruhi oleh suhu udara, angin, dan sinar matahari. .(sifat fisik tanah : undang kurnia2006 )
Untuk bidang pertanian, tanah merupakan media tumbuh tanaman. Media yang baik bagi pertumbuhan tanaman harus mampu menyediakan kebutuhan tanaman seperti air, udara, unsur hara, dan terbebas dari bahan-bahan beracun dengan konsentrasi yang berlebihan. Dengan demikian sifat-sifat fisik tanah sangat penting untuk dipelajari agar dapat memberikan media tumbuh yang ideal bagi tanaman. .(sifat fisik tanah : undang kurnia2006 )
Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analisis sifat-sifat fisik tanah di laboratorium harus dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya sifat fisik tanah di lapangan.
Keuntungan penetapan sifat-sifat fisik tanah yang dilakukan di laboratorium dapat dikerjakan lebih cepat, dan dalam jumlah contoh tanah relatif lebih banyak. Kerugiannya adalah contoh tanah yang diambil di lapangan bersifat destruktif, karena dapat merusak permukaan tanah, seperti terjadinya lubang bekas pengambilan contoh tanah, cenderung menyederhanakan kompleksitas sistem yang ada di dalam tanah, dan sebagainya.
Sifat-sifat fisik tanah yang dapat ditetapkan di laboratorium mencakup berat volume (BV), berat jenis partikel (PD = particle density), tekstur tanah, permeabilitas tanah, stabilitas agregat tanah, distribusi ukuran pori tanah termasuk ruang pori total (RPT), pori drainase, pori air tersedia, kadar air tanah, kadar air tanah optimum untuk pengolahan, plastisitas tanah, pengembangan atau pengerutan tanah (COLE = coefficient of linier extensibility), dan ketahanan geser tanah. 4 Suganda et al. .(sifat fisik tanah : undang kurnia 2006 )
Kelemahan penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium, antara lain dapat terjadi penyimpangan data akibat pengambilan contoh tanah yang tidak tepat, metode, waktu pengambilan maupun jarak tempuh pengiriman contoh tanah ke laboratorium yang terlalu lama/jauh, sehingga menyebabkan kerusakan contoh tanah.
Pengambilan contoh tanah untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada satu titik pengamatan, misalnya pada lokasi kebun percobaan atau penetapan sifat fisik tanah yang menggambarkan suatu hamparan berdasarkan poligon atau jenis tanah tertentu dalam suatu peta tanah. Penetapan tekstur tanah dan stabilitas agregat tanah dilakukan menggunakan contoh tanah komposit tidak terganggu (undisturbed soil sample), dengan harapan dapat memberikan gambaran sifat-sifat fisik tanah suatu bidang lahan dengan luasan tertentu yang relatif homogen.(sifat fisik tanah : undang kurnia 2006 )
Bobot isi tanah
Bobot isi tanah merupakan kerapatan tanah per satuan volume yang dinyatakan dalam dua batasan yaitu BP (bobot partikel/ kerapatan partikel) adalah bobot massa partikel padat per satuan volume tanah, biasanya tanah mempunyai kerapatan partikel 2,6 gram/cm3; dan BI (bobot isi/  kerapatan massa) adalah bobot massa tanah kondisi lapangan yang dikeringovenkan per satuan volume, biasanya tanah memiliki bobot isi 1,2 gram/cm3. ( jurnal : Beny harjadi and paimin2013 )
Besar-kecilnya BI banyak dipengaruhi oleh faktor tekstur, struktur, dan porositas. Semakin kecil/halus ukuran tekstur, semakin mantap struktur dan semakin sedikit pori tanah maka akan semakin tinggi nilai BI. Semakin tinggi bobot isi tanah maka selain tanah berat juga jumlah pori tanah berkurang sehingga sulit terjadi perkolasi air dalam profil tanah dan menyebabkan kondisi tanah selalu lembab dan mudah terjadi longsor ( jurnal : Beny harjadi and paimin 2013 )
Contoh tanah utuh
Contoh tanah utuh merupakan contoh tanah yang diambil dari lapisan tanah tertentu dalam keadaan tidak terganggu, sehingga kondisinya hampir menyamai kondisi di lapangan. Contoh tanah tersebut digunakan untuk penetapan angka berat volume (berat isi, bulk density), distribusi pori pada berbagai tekanan (pF 1, pF 2, pF 2,54, dan pF 4,2 dan permeabilitas. .(sifat fisik tanah : undang kurnia 2006 )
Agregat tanah
Agregat tanah terbentuk jika partikel-partikel tanah menyatu membentuk unit-unit yang lebih besar. Kemper dan Rosenau (1986), mendefinisikan agregat tanah sebagai kesatuan partikel tanah yang melekat satu dengan lainnya lebih kuat dibandingkan dengan partikel sekitarnya. Dua proses dipertimbangkan sebagai proses awal dari pembentukan agregat tanah, yaitu flokulasi dan fragmentasi. Flokulasi terjadi jika partikel tanah yang pada awalnya dalam keadaan terdispersi, kemudian bergabung membentuk agregat. Sedangkan fragmentasi terjadi jika tanah dalam keadaan masif, kemudian terpecah-pecah membentuk agregat yang lebih kecil (Martin et al., 1955).
Tanah yang teragregasi dengan baik biasanya dicirikan oleh tingkat infiltrasi, permeabilitas, dan ketersediaan air yang tinggi. Sifat lain adalah tanah tersebut mudah diolah, aerasi baik, menyediakan media respirasi akar dan aktivitas mikrobia tanah yang baik (Russel, 1971).
Berat jenis partikel
 adalah perbandingan antara massa total fase padat tanah Ms dan volume fase padat Vs. Massa bahan organik dan anorganik diperhitungkan sebagai massa padatan tanah dalam penentuan berat jenis partikel tanah. Berat jenis partikel mempunyai satuan Mg m-3 atau g cm-3.
Penentuan berat jenis partikel penting apabila diperlukan ketelitian pendugaan ruang pori total. Berat jenis partikel berhubungan langsung dengan berat volume tanah, volume udara tanah, serta kecepatan sedimentasi partikel di dalam zat cair. Penentuan tekstur tanah dengan metode sedimentasi, perhitungan-perhitungan perpindahan partikel oleh angin dan air memerlukan data berat jenis partikel. Untuk tanah mineral, ñs sering diasumsikan sekitar 2,65 g cm-3 (Hillel, 1982).
Contoh tanah pewakil
Salah satu hal yang penting dan perlu mendapatkan perhatian dalam pengambilan contoh tanah adalah ukuran dan jumlah contoh agar diperoleh tingkat keterwakilan yang memadai berdasarkan heterogenitas tanah. Salah satu sifat fisik tanah yang heterogenitasnya tinggi adalah porositas tanah. Porositas tanah dapat berbeda dalam jarak, hanya beberapa sentimeter bahkan milimeter. Jika nilai porositas tanah ditetapkan berdasarkan volume contoh tanah yang kecil atau tidak memadai, maka sangat besar kemungkinannya nilai porositas yang ditetapkan terlalu kecil atau terlalu  besar dari yang sebenarnya. Hal tersebut akan menyebabkan kesalahan dalam menginterpretasi berbagai aspek tanah yang berkaitan dengan pori tanah seperti perkolasi, pencucian, aliran permukaan, dan lain-lain. Volume dan jumlah contoh tanah yang terlalu besarpun tidak diinginkan karena akan menyulitkan dalam menanganinya yang akan mempengaruhi kualitas data. Volume dan jumlah contoh tanah yang sedikit adalah yang baik, namun hasil analisisnya mendekati kondisi sifat tanah sebenarnya, yang ditunjukkan oleh perbedaan yang kecil antara hasil pengukuran satu dan lainnya (Peck, 1980). Jumlah contoh tanah yang perlu diambil sebagai pewakil tergantung pada sifat-sifat fisik tanah yang akan ditetapkan, berikut luasannya secara spasial  dan metode penetapan serta tingkat ketelitiannya. .(sifat fisik tanah : undang kurnia 2006 )

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 
A.      Alat dan bahan
            Dalam melakukan percobaan praktikum mengenai peniapan contoh tanah di perlukan alat dan bahan untuk untuk mendukung nya jalan nya praktikum, diantaranya ada bahan : contoh tanah terganggu yang telah diambil dari lapang dan sudah dikeringanginkan selama kurang lebih satu minggu. Kemudian dipelukan alat : mortir dan penumbuknya, saringan ( 2mm, 1mm, 0,5mm) , tambir untuk peranginan, kantong plastik, spidol untuk menulis label.
B.       Prosedur kerja
·  Disiapkan tanah yang telah dikeringkan
·  Tanah ditumbuk dalam mortir dengan hati – hati
·  Diayak dengan saringan berturut turut dari yang berdiameter 2mm, 1mm, dan 0,5mm
·  Diperoleh tanah berdiameter 2mm dan tanah halus yang berdiameter < 0,5 mm
·  Tanah yang diperoleh dimasukan ke dalam kantong plastik dan diberi keterangan

BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN 
A.    Pembahasan
Setelah melakukan percobaan mengenai penyiapan contoh tanah , diperoleh beberapa jenis tanah , antara lain Tanah ultisol , tanah vertisol, tanah andosol, tanah inceptisol, dan tanah entisol,
Tanah ultisol
Ultisol merupakan tanah yang mengalami proses pencucian yang sangat intensif yang meyebabkan Ultisol miskin secara kimia dan secara fisik. Selain itu Ultisol mempunyai kendala kemasaman tanah,kejenuhan Aldd tinggi ,kapasitas tukar kation rendah ,kandungan N rendah ,kandungan fosfor dankalium rendah serta sangat peka terhadap erosi.Ultisol umumnya terdapat pada horison A yang tipis dengan kandungan bahan organik yangrendah. Unsur hara makro seperti fosfor dan kalium yang sering kahat, reaksi tanah masamhingga sangat masam , serta kejenuhan Al yang tinggi merupakan sifat-sifat Ultisol yang seringmeng hambat pertumbuhan tanaman
Tanah vertisol
Tanah vertisol merupakan tanah yang memiliki sifat khusus yaitu mempunyai sifat vertik , hal ini disebabkan karena terdapat mineral liat tipe 2:1 yang relatif banyak, karena itu dapat mengkerut jika kering dan mengembang jka jenuh air, proses mengembang dan mengkerut itu disebabkan karena masing masing unit yang terdiri dari 2 si tetrahedral ditambah dengan 1 Al oktahedral, masing – masing unit dihubungkan dengan unit lain oleh ikatan  yang lemah dari oksigen ke oksigen serta air maupun kation dapat masuk pada ruang antar lapisan sehingga mudah mengembang dan mengkerut.
Tanah andisol
Bahan induk andisol adalah berupa debu vulkanik yang dapat tersusun atas andesito- desitik , andesit, basalto andesitik, dan basaltik. Andisol merupakan tanah mineral yang tidak mempunyai horizon argilik, natrik, spodik, dan oksik, terapi mempunyai satu atau lebih dari : epipeon histik, epipedon molik, epipedon umborik, andisol merupaka tanah yang berasal dari bahan induk abu vulkanik yang biasanya banyak mengandung gelas vulkanik yang amorf, mineral mineral kelam ( mineral fe, mn ) dan sejumlah kuarsa. Abu vulkanik yang berasal dari gunung api di indonesia umumnya bersifat andesitk sampai basalt.
Tanah inceptisol
Tanah inceptisol adalah tanah muda dan mlai berkembang. Profilnya mempunyai horizon yang dianggap pembentukannya agak lembam sebagai hasil alterasi bahan induk. Horizon – horizon nya tidak memperlihatkan hasil hancuran ekstrem. Horison timbunan liat dan besi alumunium oksida yang jelas tidak ada pada golongan ini, perkembangan profil golongan ini lebih berkembang dibandingan dengan entisol,
Tanah entisol
Tanah entisol adalah tanah yang belum berkembang dan banyak dijumpai pada tanah dengan bahan induk yang sangat beragam, baik dari jenis, sifat, maupun asalnya. Beberapa contoh entisol antara lain berupa tanah yang berkembang dari bahan aluvial muda berlapis tipis, tanah yang berkembang di atas batuan beku dengan solum dangkal atau tanah yang berkembang pada kondisi yang sangat basah atau sangat kering.
Cara pengambilan contoh tanah yang baik

Analisis sifat fisik tanah memerlukan contoh tanah yang berbeda, tergantung tujuannya. Ada beberapa jenis contoh tanah, diantaranya contoh tanah utuh (undisturbed soil sample), agregat utuh (undisturbed soil aggregate), dan contoh tanah tidak utuh (disturbed soil sample) yang peruntukan analisisnya berbeda. Alat yang digunakan untuk mengambil contoh tanah utuh digunakan Tabung logam kuningan atau tembaga (ring sample), sekop/cangkul, pisau tajam tipis, kemudian Contoh tanah dengan agregat utuh dengan Cangkul, kotak contoh, sedangkan untuk pengambilan contoh tanah terganggu digunakan Cangkul dan atau bor tanah, kantong plastik tebal
Kemudian cara pengambilan contoh tanah dilakukan dengan cara  . Meratakan dan membersihkan permukaan tanah dari rumput atau serasah, kemudian tanah digali sampai kedalaman tertentu, tabung tembaga diletakan , kemudian meratakan tanah dengan pisau, selanjutnya meletakkan tabung diatas permukaan tanah secara tegak lurus dengan permukaan tanah, kemudian dengan menggunakan balok kecil yang diletakkan di atas permukaan tabung, tabung ditekan sampai tiga per empat bagian masuk ke dalam tanah, meletakan tabung lain di atas tabung pertama, dan tekan sampai 1 cm , masuk ke dalam tanah.kemudian memisahkan tabung bagian atas dari tabung bagian bawah, kemudian menggai tabung menggunakan sekop, Dalam menggali, ujung sekop harus lebih dalam dari ujung tabung agar tanah di bawah tabung ikut terangkat. Selajutnya Iris kelebihan tanah bagian atas terlebih dahulu dengan hati-hati agar permukaan tanah sama dengan permukaan tabung, kemudian Menutup  tabung menggunakan tutup plastik yang telah tersedia. Setelah itu, terakhir mencantumkan label di atas tutup tabung bagian atas contoh tanah yang berisi informasi kedalaman, tanggal, dan lokasi pengambilan contoh tanah

Nilai COLE
Dalam pengambilan contoh tanah dengan agregat utuh dinyatakan dengan nilai cole , yaitu disini nilai COLE untuk menduga tingkat keretakan yang mungkin terjadi pada tanah, semakin tinggi nilai COLE maka semakin mudah terbentuknya retakan – retakan dan tanah menjadi sangat keras pada kondisi kering. Tanah dengan nilai COLE tinggi , kondisi fisiknya sangat bergantung dan dipengaruhi oleh perubahan kadar air tanah.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan :
1.      Penelitian yang saya lakukan membuktikan bahwa diperoleh beberapa contoh jenis tanah , yang nantinya digunakan sebagai sampel untuk menentukan kadar air, dan derajat kerut tanah,
B. Saran :
1.      Perlu dilakukan percobaan lanjutan, tentang praktikum penyiapan contoh tanah, agar bisa membandingkan dari percobaan selanjutnya sehingga dapat memperoleh hasil yang sempurna.


DAFTAR PUSTAKA

Bambang Hero Suharjo, Desember 2010, Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia ,
volume 15 no 3, http://www.pustakakti.com/klik.php?id=2301 , 20 maret 2015
Slamet Supriyadi, Desember 2007, Kesuburan Tanah Di Lahan Kering Madura,
EMBRYO vol, 4 no 2, http://www.pustakakti.com/klik.php?id=3013, 20 maret 2015
Beny harjadi dan/and paimin,  14 maret 2013,  Teknik Identifikasi Daerah Yang
Berpotensi Rawan Longsor Pada Satuan Wilayah Daerah Aliran Sungai, Vol. 10 no. 2, Diakses 22 Maret 2015
Dewi Liesnoor Setyowati, 2007, Kajian Evaluasi Kesesuaian Lahan Permukiman
Dengan Teknik Sistem Informasi Geografis (Sig), Volume 4 No. 1. 23 maret 2015
Sastra Sembiring, Mei 2008,  Sifat Kimia Dan Fisik Tanah Pada Areal Bekas
Tambang Bauksit Di Pulau Bintan, Riau , vol. V No. 2 : 123-134, 22 Maret 2015

Army Auliah,2009 Lempung Aktif Sebagai Adsorben Ion Fosfat Dalam Air ,

Jurnal Chemica  Vol 10, No 2, 22 maret 2015

Asmin dan Syamsiar, 2006, Pengenalan Sifat Fisik Tanah untuk Kesesuaian

Pengelolaan Lahan Tanpa Olah Tanah Pada Lahan Kering di Sulawesi Tenggara,Balai pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara. 23 Mar. 15

Undang Kurnia, dkk , 2006, Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya, Balai
Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian , Agro Inovasi
Munir Moch, 1995, Tanah Tanah Utama Indonesia, Bumi Rafflesia, Gajah Mada
University Press
0 Responses

Post a Comment