-->
http://cuk-ing.blogspot.com/
LAPORAN PRAKTIKUM
AGRROKLIMATOLOGI


ACARA 5
Pengamatan Penguapan Air Harian pada Lahan Sawah,
Tegalan, Kebun Campur, dan Kebun Rumput Gajah




Oleh    :
Nama: Gen Adi Wisanggeni
Nim: A1L014214   


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015


A.    Tujuan
Tujuan praktikum pada acara v adalah :
1.      Mengetahui penguapan harian pada lahan sawah, tegalan, kebun campur dan kebun rumput gajah selama 3 hari
2.      Mengetahui penguapan harian yang paling besar dari keempat penggunaan lahan.

B.     Landasan teori
Penguapan adalah pengubahan cairan atau es menjadi gas ( uap air ). Proses ini bisa berlangsung pada permukaan bumi benda mati ataupun pada permukaan tanaman benda hidup. Penguapan yang diperankan oleh benda mati disebut evaporasi sedangkan penguapan yang diperankan oleh tanaman disebut transpirasi. Di bidang pertanian kedua penguapan berjalan bersamaan, maka penguapan ini disebut evapotranspirasi. Evapotranspirasi juga disebut kebutuhan konsumtif tanaman. Proses ini merupakan komponen dasar daur hidrologi yang membutuhkan energi. Proses ini juga membutuhkan energi yang cukup besar yaitu 1.k. 2.442 KJ/kg air atau 583 cal/g air. Pada penguapan ini terjadi hilangnya air dan terambilnya energi dari permukaan benda yang meguap. Prinsip utama penguapan adalah perbedaan antara tekanan uap di permukaaan dan di udara.
Dengan demikian evaporasi ditentukan oleh jumlah air, suhu udara dan kecepatan angin. Dooronbos dan pruitt ( 1977 ) menyatakan bahwa evaporasi permukaan tanah ditentukan oleh kejenuhan tanah, suhu udara, suhu tanah, kelembapan nisbi udara, dan kecepatan angin.
Pengukuran evapotranspirasi meliputi evapotranspirasi potensial dan evaportranspirasi aktual. evapotranspirasi potensial adalah penguapan air dari areal tanaman rumput hijau setinggi 8 – 15 cm dengan ketinggian seragam dan seluruh permukaan tanah teduh tanpa bagian yang menerima sinar langsung, rumput masih tubuh aktif tanpa kekurangan air. evapotranspirasi potensial ini dapat diduga dengan menggunakan rumus empiris. Rumus yang digunakan dapat dengan metode blaney cridle, radiasi dan penman. evapotranspirasi potensial juga dapat diukur langsung dengan panci evaporasi, yaitu panci evaporasi klas A, diameter 121 cm dan kedalaman panic 25,5 cm.
Penguapan bisa dihitung secara gravimetri. Cara ini kurang teliti, tetapi memberikan gambaran gambaran kasar berapa penguapan harian di suatu tempat, misalnya pada pada rumah kaca. Besarya penguapan ini dapat digunakan sebagai dasar pemberian air dalam pot di suatu tempat.

C.    Alat dan bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini terdiri atas lahan sawah, tegalan , kebun campur, air ledeng ( sumur ) , borang pengamatan , dan alat pencatat. Alat yang digunakan adalah panci evaporasi yang terdiri dari atas tatakan kayu, dan panci plastik diameter 60 cm dan mistar pengamatan, ember untuk mengisi air.

D.    Prosedur kerja
1.      Disiapkan sebuah panci evaporasi
2.      Panci evaporasi ditempatkan diatas palet pada lahan sawah, tegalan, kebun campur dan rumput gajah, kemudian panci diisi air lk 0,5 – 0,6, tebal panci, tempatkan mistar pengamatan dan biarkan permukaan air tenang .
3.      Diamati tinggi permukaan air pada mistar pembacaan dan dicatat tingginya (mmo) pada waktu yang tercatat ( misanya pkl 15.00 ).
4.      Dibiarkan air dalam panci menguap selama 24 jam. Hari berikutnya pada waktu yang sama diakukan pembacaan permukaan air yang kedua dan dicatat tingginya ( mm1).
5.      Dilakukan pengamatan selama 3 hari dengan cara dan waktu yang sama
6.      Diakukan perhitungan : tinggi permukaan pengamatan awal adalah mmo, sedangkan penguapan 24 jam pertama, kedua, dan ketiga masing  - masing mm1, mm2 dan mm3 , maka:
penguapan air hari pertama adalah (mm1 - mmo ) / hari ,
penguapan air hari kedua adalah (mm2 - mm1 ) / hari,
penguapan air hari ketiga adalah (mm3 - mm2 ) /  hari .
7.      Dibuat grafik hubungan antara tebal air yang menguap ( sumbu y ) dan hari pengamatan ( sumbu x ) setiap peenggunaan lahan. Apabila dimungknkan dibuat regresi antara tebal air yang meguap dan waktu.
             
E.     Hasil dan pembahasan
Deskripsi data
Tabel 1.1 penguapan harian pada beberapa penggunaan lahan
Lahan
mm1
mm2
mm3
VH1
VH2
Kebun Campur
20
20,3
21,8
34,5
269
Tegalan
20
20
22,3
56
199
Sawah
20
20
22,1
33
339,5
Rumput Gajah
20
19,9
20,5
60
238

Pembahasan

Setelah dilakukan pengamatan mengenai penguapan air harian pada empat lahan yaitu kebun campur, tegalan, lahan sawah, dan rumput gajah diperoleh data dari keempatnya . data yang diperoleh di bedakan berdasarkan waktu pengamatannya diantaranya mm1, mm2 ,mm3 , VH1 dan VH2, pada mm1 yaitu pengamatan besarnya penguapan pada waktu yang pertama yaitu melihat besarnya penguapan awal lahan sawah, kebun campur, tegalan dan rumput gajah pada pukul 17.00yang pertama, kemudian mm2 yaitu pengamatan besarnya penguapan yang terjadi pada pukul 17.00 yang kedua , mm3 yaitu pengamatan besarnya penguapan yang terjadi pada pukul 17.00 yang ketiga atau yang terakhir. Data pada mm1, mm2 dan mm3 ini digunakan untuk mengetahui penguapan yang terjadi pada ember yang terisi air dengan diameter 60 cm dan tinggi 20 cm selanjutnya diperoeh data VH1 dan VH2 yaitu data yang digunakan untuk mengamati curah hujan yang tertampung setiap jam nya atau perharinya. Pada data VH1 yaitu digunakan untuk mengamati curah hujan yang tertampung pada toples kecil selama satu hari yaitu dimulai dari pukul 17.00 hari pertama hingga pukul 16.00 hari kedua . selanjutnya data VH2 yaitu data yang digunakan untuk mengamati curah hujan yang tertapung pada toples kecil dari pukul 17.00 hari kedua hingga pukul 17.00 hari hari ketiga. Air hujan yang tertampung dalam toples tersebut diukur dengan menggunakan gelas ukur untuk mengetahui banyaknya air hujan yang tertampung selama satu hari ( ml ).
            Dilakukan pengamatan pada empat lahan, yang pertama pengamatan dilakukan dikebun campur, hasil pengamatan menunjukkan mm1 sebesar 20 cm, mm2 sebesar 20,3 cm dan pada mm3 sebesar 34,5 cm perbedaan data yang diperoleh ini menunjukan bahwa curah hujan yang terjadi lebih besar dibandingkan dengan penguapan oleh sinar matahari, sehingga air yang berada di dalam ember tersebut bertambah volumenya . kemudian pada kebun campur diperoleh data VH1 dan VH2 yaitu data yang mengukur banyaknya air hujan yang diperoleh selama satu hari , pada data VH1 diperoleh 34,5mL , dan pada VH2 atau hari kedua diperoleh sebesar 269 mL, perbedaan data yang mencolok ini terjadi dikarenakan curah hujan yang terjadi selama dua hari tersebut, bahwa pada hari kedua terjadi hujan deras yang mengakibatkan banyak air yang tertampung didalam toples tersebut.
            Yang kedua  pengamatan dilakukan lahan tegalan, hasil pengamatan menunjukkan mm1 sebesar 20 cm, mm2 sebesar 20 cm dan pada mm3 sebesar 22,3 cm perbedaan data yang diperoleh ini menunjukan bahwa curah hujan yang terjadi lebih besar dibandingkan dengan penguapan oleh sinar matahari, sehingga air yang berada di dalam ember tersebut bertambah volumenya . kemudian pada lahan tegalan diperoleh data VH1 dan VH2 yaitu data yang mengukur banyaknya air hujan yang diperoleh selama satu hari , pada data VH1 diperoleh 26 mL , dan pada VH2 atau hari kedua diperoleh sebesar 199 mL, perbedaan data yang mencolok ini terjadi dikarenakan curah hujan yang terjadi selama dua hari tersebut, bahwa pada hari kedua terjadi hujan deras yang mengakibatkan banyak air yang tertampung didalam toples tersebut.
            selanjutnya pengamatan dilakukan dilahan sawah, hasil pengamatan menunjukkan mm1 sebesar 20 cm, mm2 sebesar 20 cm dan pada mm3 sebesar 22,1 cm perbedaan data yang diperoleh ini menunjukan bahwa curah hujan yang terjadi lebih besar dibandingkan dengan penguapan oleh sinar matahari, sehingga air yang berada di dalam ember tersebut bertambah volumenya . kemudian pada lahan sawah diperoleh data VH1 dan VH2 yaitu data yang mengukur banyaknya air hujan yang diperoleh selama satu hari , pada data VH1 diperoleh 33 mL , dan pada VH2 atau hari kedua diperoleh sebesar 339,5 mL, perbedaan data yang mencolok ini terjadi dikarenakan curah hujan yang terjadi selama dua hari tersebut, bahwa pada hari kedua terjadi hujan deras yang mengakibatkan banyak air yang tertampung didalam toples tersebut.
            Dan yang terakhir  pengamatan dilakukan di rumput gajah, hasil pengamatan menunjukkan mm1 sebesar 20 cm, mm2 sebesar 19,9 cm dan pada mm3 sebesar 20,5 cm perbedaan data yang diperoleh ini menunjukan bahwa curah hujan yang terjadi lebih besar dibandingkan dengan penguapan oleh sinar matahari, sehingga air yang berada di dalam ember tersebut bertambah volumenya . kemudian pada rumput gajah diperoleh data VH1 dan VH2 yaitu data yang mengukur banyaknya air hujan yang diperoleh selama satu hari , pada data VH1 diperoleh 60 mL , dan pada VH2 atau hari kedua diperoleh sebesar 238 mL, perbedaan data yang mencolok ini terjadi dikarenakan curah hujan yang terjadi selama dua hari tersebut, bahwa pada hari kedua terjadi hujan deras yang mengakibatkan banyak air yang tertampung didalam toples tersebut.
           
Perhitungan :
t =  = .... cm = ... mm
t =  = .... cm = ... mm
∑ E=  = ... mm
Ev = (mm - mm) + t = ... mm
Ev = (mm - mm) + t = ... mm


Evaporasi Lahan Kebun Campur
t         =          = 0,28 cm
                                    = 2,8 mm        
Ev       = (20,3 – 20 ) + 2,8
            = 0, 3 + 2,8      =  3,1 mm
t          =          = 2,19 cm
= 21,9 mm
Ev      = (21,8 – 20,3) + 21,9
            = 1, 5 + 21,9    = 23,4 mm      
∑ E  =          = 13,25 mm


Evaporasi Lahan Tegalan   
t         =         = 0,46 cm
                        = 4,6  mm
Ev       = (20 – 20) + 4,6
            = 0 + 4,6          = 4,6 mm
t          =          = 1,62 cm       
                                    =16,2 mm
Ev      = (22,3 – 20) + 16,2
            = 2, 3 + 16,2    = 18,5 mm
∑ E  =          =  11,5  mm

Evaporasi Lahan Sawah
t         =          = 0,27 cm
                                    = 2,7 mm
Ev       = (20 – 20) + 2, 7
            = 0 + 2, 7         = 2, 7 mm
t          =          = 2,77 cm
                                    = 27,7 mm
Ev      = (22,1 - 20) + 27,7
            = 2, 1 + 27, 7   = 29,8 mm
∑ E  =          =  16,25  mm


Evaporasi Kebun Rumput Gajah
t         =          = 0,49 cm
                                    = 4,9 mm        
Ev       = (19,9 – 20) + 4,9 
            = (- 0,1) + 4,9  = 4,8 mm
t          =          = 1,94 cm
                                    = 19,4 mm
Ev      = (20,5 – 19,9) + 19,4
            = 0, 6 + 19,4    = 20 mm
∑ E  =            =  12,4 mm


Grafik 1.1 tebal air yang menguap harian

Setelah dilakukan perhitungan mengenai penguapan air harian diperoleh tabel yang menunjukkan perbandingan evaporasi dari lahan sawah, lahan tegalan, lahan rumput gajah dan lahan kebun campur, dari grafik diketahui bahwa pada lahan sawah diperoleh penguapan yang paling tinggi yaitu sebesar 16,25 mm, kemudian penguapan pada lahan kebun campur sebesar 13,25 mm , penguapan pada lahan rumput gajah sebesar 12,4 mm . dan yang paling sedikit mengalami penguapan yaitu pada lahan tegalan yaitu sebesar 11,5 mm , dari grafik tersebut diketahui bahwa penguapan pada lahan sawah lebih besar dibandingkan dengan yang lainnya dikarenakan ember yang berada di lahan sawah terkena cahaya matahari secara langsung dengan intensitas yang banyak, sehingga proses penguapan lebih banyak , sedangkan pada tegalan sinar matahari yang datang untuk membantu penguapan lebih sedikit dikarenakan terdapat pepohonan disekitar tegalan yang menghalangi sinar matahari untuk proses penguapan.
F.     Kesimpulan dan Saran
1.    Penelitian menunjukan penguapan harian pada lahan sawah, tegalan, kebun campur dan kebun rumput gajah selama 3 hari mempunyai intensitas yang berbeda beda tergantung tempat dan kondisi lingkungan pengamatan
2.    penguapan harian yang paling besar dari keempat penggunaan lahan yaitu pada lahan lahan sawah. Hal ini diketahui karena pada lahan sawah proses penguapan terkena cahaya matahari secara langsung



DAFTAR PUSTAKA

Lakitan benyamin. 1994. Dasar – Dasar Klimatologi. Palembang. Rajawali Pers
Gunarsih Kartasapoetra A. 1986. Pengaruh Iklim Terhadap Tanah Dan
Tanaman. Jakarta: Bina Aksara Jakarta.
Tjasyono Bayong. 2004. Klimatologi. Bandung. Penerbit ITB
Ketut Astawa, Made Sucipta, I Putu Gede Artha Negara. 2011. Analisa Performansi
Destilasi Air Laut Tenaga Surya Menggunakan Penyerap Radiasi Surya Tipe Bergelombang Berbahan Dasar Beton. Vol. 5 No.1. 3 April 15
M. Aqil, I.U. Firmansyah, dan M. Akil. Pengelolaan Air Tanaman Jagung. Balai
Penelitian Tanaman Serealia, Maros.


0 Responses

Post a Comment