-->
http://cuk-ing.blogspot.com/


BAB I. 
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Masalah Garam telah lama dikenal dan digunakan oleh masyarakat luas. Garam di dalam kimia Di dalam kehidupan sehari-hari, garam dikenal sebagai bumbu masak yang memberi rasa asin pada masakan. Sementara itu, di dalam konsep kimia, garam merupakan senyawa ion yang terbentuk dari penggabungan ion negatif sisa asam dengan ion positif sisa basa. Karena merupakan gabungan dari ion-ion sisa asam dan sisa basa, maka garam umumnya berbentuk larutan.
Dalam konsep kimia, dikenal tiga jenis garam yaitu:
1. Garam yang bersifat netral, berasal dari asam kuat dan basa kuat.
2. Garam yang bersifat asam, berasal dari asam kuat dan basa lemah.
3. Garam yang bersifat basa, berasal dari asam lemah dan basa kuat. dan
4. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah.
Hidrolisis garam Berdasarkan reaksi hidrolisis, yaitu reaksi zat dengan air, garam-garam bila direaksikan dengan air akan menghasilkan beberapa zat. Hidrolisis garam yang bersifat asam akan menghasilkan ion H3O+ yang bersifat asam. Sementara hidrolisis garam yang bersifat basa akan menghasilkan ion OH- yang bersifat basa. Hidrolisis garam netral tidak menghasilkan zat apapun. Garam dapur yang telah banyak dikenal juga merupakan senyawa ion dengan rumus kimia NaCl. Bentuk padat garam ini diperoleh melalui proses kristalisasi. Garam ini berasal dari asam kuat HCl dan basa kuat NaOH, sehingga termasuk garam netral. Karena hidrolisis garam netral tidak menghasilkan zat apapun, maka garam ini (NaCl) bisa dikonsumsi karena tidak mengubah keseimbangan asam basa di dalam tubuh. 


B.  Rumusan Masalah
Ada beberapa larutan garam yang akan diuji, dari larutan garam tersebut dibuktikan bahwa larutan garam memiliki sifat yang berbeda – beda tergantung PH nya.
C.  Tujuan Penelitian
Mengetahui sifat asam / basa beberapa larutan garam.
D.  Manfaat Penelitian
Dapat diketahui sifat asam atau basa dari beberapa larutan garam.


BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
Ada Empat Jenis Garam, Yaitu;
1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat.
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisi, sehingga larutan ini bersifat netral, Ph =7.
Contoh :
Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi sempurna membentuk kation dan anionnya. KOH terionisasi menjadi H+ dan Cl- . Maing-masing ion tidak beraksi dengan air, reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :
KCl (aq) K+ (aq) + Cl- (aq)
K+ (aq) + H2O(l)
Cl- (aq) + H2O (l)
2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah.
Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation asam yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat asam, pH <7.
Contoh :
Amonium klorida (NH 4 Cl) merupakan garam yang terbentuk dari asam kuat, HCl dalam basa lemah NH 3 . HCl akan terionisasi sempurna menjadi H + dan Cl - sedangkan NH 3 dalam larutannya akan terionisasi sebagian membentuk NH 4 + dan OH - . Anion Cl - berasal dari asam kuat tidak dapat terhidrolisis, sedangkan kation NH 4 +berasal dari basa lemah dapat terhidrolisis.
NH 4 Cl (aq) → NH 4 + (aq) + Cl - (aq)
Cl - (aq) + H 2 O (l)
NH 4 + (aq) + H 2 O (l) NH 3(aq) + H 3 O + (aq)
Reaksi hidrolisis dari amonium (NH 4 + ) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini menghasilkan ion oksonium (H 3 O + ) yang bersifat asam (pH<7). Secara umum reaksi ditulis:
BH + + H 2 O B + H 3 O +
3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat
Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat basa (pH > 7).
Contoh :
Natrium asetat (CH 3 COONa) terbentuk dari asam lemah CH 3 COOH dan basa kuat NaOH. CH 3 COOH akan terionisasi sebagian membentuk CH 3 COO - dan Na + . Anion CH 3 COO - berasal dari asam lemah yang dapat terhidrolisis, sedangkan kation Na + berasal dari basa kuat yang tidak dapat terhidrolisis.
CH 3 COONa (aq) → CH 3 COO - (aq) + Na + (aq)
Na + (aq) + H 2 O (l)
CH 3 COO - (aq) + H 2 O(l) CH 3 COOH (aq) + OH - (aq)
Reaksi hidrolisis asetat (CH 3 COO )merupakan reaksi kesetimbangannya. Reaksi ini menghasilkan ion OH yang bersifat basa (pH > 7). Secara umum reaksinya ditulis:
A - + H 2 O HA + OH
4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah
Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total (sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation terhadap anion dalam reaksi dengan air.
Contoh
Suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah, NH 3 akan terbentuk garam NH 4 CN. HCN terionisasi sebagian dalam air membentuk H + dan CN - sedangkan NH 3 dalam air terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan OH-. Anion basa CN - dan kation asam NH4 + dapat terhidrolisis di dalam air.
NH 4 CN (aq) → NH 4 + (aq) + CN - (aq)
NH 4 + (aq) + H 2 O NH 3(aq) + H 3 O (aq) +
CN - (aq) + H 2 O (e) HCN (aq) + OH - (aq)
Sifat larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya (Ka dan Kb)
- Jika Ka < Kb (asam lebih lemah dari pada basa) maka anion akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat basa.
- Jika Ka > Kb (asam lebih kuat dari pada basa) maka kation akan terhidrolisis lebih banyak dalam larutan bersifat asam.
- Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat netral.
BAB III. 

METODOLOGI PENELITIAN
                                                                                          

A. Alat dan Bahan :
Alat
1.      Pipet tetes
2.      Plat tetes
Bahan
1.      Larutan Amonium Klorida 1 M
2.      Larutan Kalium Klorida 1 M
3.      Larutan Natrium Karbonat 1 M
4.      Larutan Amonium Sulfat 1 M
5.      Larutan Natrium Asetat 1 M
6.      Kertas lakmus merah dan biru

B. Cara Kerja
1.    Memasukkan beberapa tetes larutan garam KCl ke dalam dua lekukan plat tetes
2.    Memeriksa larutan KCl di dalam dua lekukan plat tetes masing masing dengan lakmus merah dan lakmus biru
3.    Mengamati perubahan warna kertas lakmus dan mencatat datanya
4.    Melakukan langkah yang sama seperti di atas untuk larutan garam NH4Cl, CH3COONa, Na2CO3, dan (NH4)2SO4.


C. Tabel Pengamatan
Tabel 1.tabel pengamatan pH

Larutan 1 M
Perubahan Warna Indikator
pH
Sifat Larutan
Lakmus merah
Lakmus biru
KCl




NH4Cl




CH3COONa




Na2CO3




(NH4)2SO4





Tabel 2.tabel pengamatan golongan

Larutan 1 M
Basa pembentuk
Asam pembentuk
Sifat larutan garam
Rumus
Golongan
Rumus
golongan
KCl





NH4Cl





CH3COONa





Na2CO3





(NH4)2SO4








BAB IV.
DATA DAN PEMBAHASAN

A.  Deskripsi Data :

Tabel 1.tabel pengamatan pH

Larutan 1 M
Perubahan Warna Indikator
pH
Sifat Larutan
Lakmus merah
Lakmus biru
KCl
Merah
Biru
= 7
Netral
NH4Cl
Merah
Merah

Asam
CH3COONa
Biru
Biru
 
Basa
Na2CO3
Biru
Biru
7
Basa
(NH4)2SO4
Merah
Merah
7
Asam

Tabel 2.tabel pengamatan golongan
Larutan 1 M
Basa pembentuk
Asam pembentuk
Sifat larutan garam
Rumus
Golongan
Rumus
golongan
KCl
KOH
Basa kuat
HCl
Asam kuat
Netral
NH4Cl
NH3
Basa lemah
HCl
Asam kuat
Asam
CH3COONa
NaOH
Basa kuat
CH3COOH
Asam lemah
Basa
Na2CO3
NaOH
Basa kuat
H2CO3
Asam lemah
Basa
(NH4)2SO4
NH3
Basa lemah
H2SO4
Asam kuat
Asam

B.  Analisa Pengamatan
Dari data di atas telah di ketahui bahwa pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun netral. Sifat garam bergantung pada jenis komponen asam dan basanya. Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah dengan basa lemah. Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan dari kekuatan asam dan basa penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan garam ini disebabkan oleh sebagian garam yang larut bereaksi dengan air. Proses larutnya sebagian garam bereaksi dengan air ini disebut hidrolisis (hidro yang berarti air dan lisis yang berarti peruraian).
Hidrolisis parsial terjadi pada Garam yang kation atau anionnya saja yang terhidrolisis.
Hidrolisis parsial dibagi menjadi 2 :
Pertama, hidrolisis parsial yang terjadi dari garam yang bersifat asam. (kationnya saja yang terhidrolisis menghasilkan senyawa basa lemah)
            kedua, hidrolisis parsial yang terjadi dari garam yang bersifat basa. (anionnya saja yang terhidrolisis menghasilkan senyawa asam lemah)
Hidrolisis total (sempurna) Garam yang baik kation maupun anionnya terhidrolisis.

Analisis pada tabel pertama ( pengamatan pH )
Pada tabel pertama, pengamatan pH dengan menggunakan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru, jika larutan memiliki warna dominan merah berarti larutan tersebut bersifat asam pH dan jika larutan tersebut memiliki warna dominan biru, berarti larutan tersebut bersifat basa pH , tetapi jika larutan tersebut memiiki warna merah dan biru berarti larutan tersebut memiliki sifat netral pH = 7
Dari tabel telah diketahui dan di uji bahwa larutan garam yang memiliki sifat larutan basa adalah  CH3COONa , Na2CO3 di ketahui dari perubahan warna indkator pada kertas lakmus yaitu memiliki warna dominan biru dan pH menunjukan lebih besar dari 7 maka larutan garam tersebut bersifat basa. Kemudian larutan garam yang memiliki sifat asam yaitu NH4Cl, (NH4)2SO4 diketahui dari perubahan warna indikator pada kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru menunjukan warna dominan merah pH larutan tersebut yaitu kurang dari 7, maka sifat yang dimiliki larutan tersebut adalah asam. Dan yang terakhir yaitu garam yang memiliki sifat larutan netral artinya yaitu larutan garam tersebut memiliki kadar yang sama, yaitu KCl karena diketahui dari perubahan warna indikator pada kertas lakmus dan biru menunjukan warna yang sama yaitu warna merah dan warna biru dan pH yang dimiliki larutan tersebut = 7, maka larutan garam tersebu bersifat netral.


BAB V.
KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan :
Sifat asam atau basa beberapa larutan garam yang di uji, dapat di ketahui dengan menggunakan kertas lakmus.

B. Saran :

            Perlu dilakukan percobaan lanjutan, tentang pengujian hidrolisis beberapa jenis garam


DAFTAR PUSTKA :
Nasir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Purba Michael. 2007. Kimia Kelas XI.Jakarta : Erlangga
SSCI. 2012. Text Book. Yogyakarta : Tim LBB SSCintersolusi

https://www.google.com/hidrolisis garam/All In Journal Student  PRAKTIK HIDROLISIS GARAM.htm
https://www.google.com/hidrolisis garam/Hidrolisis (versi laporan praktek) _ Over The
Rainbow With The Blue Sky.htm
Diakses : pada Hari Sabtu 7 April 2013



LAMPIRAN
           
0 Responses

Post a Comment