-->
http://cuk-ing.blogspot.com/


BAB I. 
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
 Diketahui bahwa air sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhanya. Zat-zat yang terkandung di dalam air digunakan untuk menghasilkan energi yang membantu dalam pembentukan sel-sel baru dan perbaikan sel-sel yang rusak. Makhluk hidup tidak hanya tumbuh (hipertropi), makhluk hidup juga mengalami perkembangan (hyperplasia), misalnya biji tanaman padi, biji tersebut akan menjadi berkecambah, selanjutnya bukan saja pertambahan ukurannya tapi juga berkembangan kearah bentuk dewasa tanaman tersebut. Seiring dengan waktu, kecambah padi tersebut akan tumbuh membesar membentuk: akar, daun, cabang, menghasilkan bunga dan buah.
B.  Rumusan Masalah
 Ada tiga jenis tanah yang akan ditanami biji padi yaitu, tanah liat/sawah, tanah biasa, dan tanah pasir, dari ketiga tanah tersebut diteentukan jenis Tanah yang cocok digunakan untuk menanam tumbuhan padi.
C.  Tujuan Penelitian
                Mengetahui  pengaruh jenis tanah terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi.

D.  Manfaat Penelitian

 Dapat diketahui pengaruh jenis tanah terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman pad

 BAB II.  
TINJAUAN PUSTAKA
 
A.  Tanah

Tanah adalah gejala alam permukaan daratan, membentuk zone yang disebut pedosfer, tersusun atas massa yang mudah hilang, berupa pecahan dan lapukan batuan bercampur dengan bahan organik. Berlainan dengan mineral, tumbuhan dan hewan, tanah bukan suatu ujud yamh mudah dibedakan bagian-bagiannya. Di dalam pedosfer terjadi tumpang-tindih dan saling tindak antar litosfer, atmosfer, hidrosfer dan biosfer.
            Ditinjau dari segi asal-usul, tanah merupakan hasil alihrupa dan alihtempat zat-zat mineral dan organik yang berlangsung di permukaan daratan di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang bekerja selama waktu sangat panjang, dan berbentuk tubuh dengan organisasi dan morfologi tertentu. Pengertian tubuh menandakan bahwa tanah merupakan bangunan bermatra tiga, dua marta berkaitan dengan luas bentangan dan satu matra berkaitan dengan tabal. Sifat-sifat tanah muncul dan berkembang secara berangsur menuruti perjalanan waktu yang sangat panjang. Maka waktu menjadi matra keempat tanah. Dengan demikian tanah disebut bangunan bermatra empat, atau sistem ruang waktu. Ini berarti hakekat tanah hanya terungkap sacara baik kalau setiap gejala tanah didudukkan menurut ruang dan waktu.
            Sifat tanah beragam ke arah samping dan kearah acak menuruti keragaman faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pembentukan tanah. Tampaknya tanah yang berkaitan dengan pola agihan acak sifat-sifat tanah disebut morfologi tanah. Bidang irisan tegak sepanjang tubuh tanah, yang menampakan morfologi tanah, di sebut profil tanah.  Profil tanah dipergunakan mengklasifikasikan tanah. Pola agihan menyamping sifat-sifat tanah dipergunakan memilahkan daerah bentangan kelas-kelas tanah dalam pemetaan tanah.
                        Ada lima faktor pokok yang mempengaruhi pembentukan tanah dan menentukan sifat/kelas tanah, yaitu bahan induk, iklim, organisme hidup, tumbuhan, dan waktu. Dengan peningkatan intensitas penggunaan tanah, khusus dalam bidang pertanian, manusia dapat dimasukan sebagai faktor pembentuk tanah. Dengan tindakannya mengolah tanah (irigasi, menumpuk sisa tumbuhan, mengubah bentuk muka tanah dan mereklamasi), dengan demikian manusia dapat mengubah atau mengganti proses tanah yang semula dikendalikan oleh faktor-faktor alam. Proses pembentukan tanah berlangsung dengan tiga tahapan : (1) mengubah bahan mentah menjadi bahan induk tanah, (2) mengubah bahan induk tanah menjadi bahan penyusun tanah, dan (3) menata bahan penyusun tanah menjadi tubuh tanah.
            Faktor-faktor pembentuk tanah adalah sebagai berikut.
Bahan induk
Bahan induk tanah dapat berasal dari batuan atau kumpulan biomassa mati sebagai bahan mentah. Berasal dari batuan akan menghasilkan tanah mineral, sedang yang berasal dari kumpulan biomassa mati akan menghasilkan tanah organik. Bahan penyusun tanah organik didominasi oleh bahan organik dengan campuran bahn mineral berupa endapan aluvial.
Iklim
Iklim berpengaruh langsung atas suhu tanah dan lengas tanah serta berpengaruh tidak langsung melalui vegetasi. Hujan dan angin dapat menimbulkan degradasi tanah karena pelindian (pecucian tanah akibat hujan) dan erosi (hujan dan angin). Energi sinar matahari menentukan suhu badan pembentuk tanah dan dengan demikian menentukan laju pelapukan bahan mineral dan dekomposisi serta humifikasi bahan organik. Semua proses fisik, kimia dan biologi bergantung pada suhu. Air merupakan pelaku proses utama di alam, menjalankan proses alihragam dan alihtempat dalam tubuh tanah, pengayaan tubuh tanah dengan sedimentasi, dan penyingkiran bahan dari tubuh tanah dengan erosi, perkolasi dan pelindian.
Organisme hidup
Faktor ini terbagi dua, yaitu yang hidup di dalam tanah dan yang hidup di atas tanah. Yang hidup di dalam tanah mencangkup bakteria, jamur, akar tumbuhan, cacing tanah, rayap, semut, dsb. Bersama dengan makhluk-makhluk tersebut, tanah membentuk suatu ekosistem. Jasad-jasad penghuni tanah mengaduk tanah, mempercepat pelapukan zarah-zarah batuan, menjalankan perombakan bahan organik, mencampur bahan organik dengan bahan mineral, membuat lorong-lorong dalam tubuh tanah yang memperlancar gerakan air dan udara, dan mengalihtempatkan bahan tanah dari satu bagian ke bagian lain tubuh tanah.
Waktu
Waktu bukan faktor penentu sebenarnya. Waktu dimasukkan faktor karena semua proses maju sejalan dengan waktu. Tidak ada proses yang dimulai dan selesai secara cepat. Tahap evolusi tanah yang dicapai tanah tidak selalu bergantung pada lama kerja sebagai faktor. Karena intensitas faktor dan interaksinya mungkin berubah ubah sepanjang perjalanan waktu. Dapat terjadi tanah yang belum lama terbentuk akan tetapi sudah memperlihatkan perkembangan profil yang jauh. Sebaliknya, ada tanah yang sudah lama menjalani proses pembentukan akan tetapi perkembangan profilnya masih terbatas. tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah baik terus-menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija. Istilah tanah sawah bukan merupakan istilah taksonomi, tetapi merupakan istilah umum seperti halnya tanah hutan, tanah perkebunan, tanah pertanian dan sebagainya. Segala macam jenis tanah dapat dijadikan tanah sawah asalkan air cukup tersedia. Selain itu padi sawah juga ditemukan pada berbagai macam iklim yang jauh lebih beragam dibandingkan dengan jenis tanaman lain. Oleh karena itu tidak mengherankan bila sifat tanah sawah sangat beragam sesuai dengan sifat tanah asalnya. tanah sawah dapat berasal dari tanah kering yang di airi kemudian disawahkan atau dari tanah rawa-rawa yang di keringkan dengan membuat saluran-saluran drainase. sawah yang airnya berasal dari air irigasi disebut sawah irigasi, sedang yang menerima langsung dari air hujan disebut sawah tadah hujan. di daerah pasang surut ditemukan sawah pasang surut, sedangkan yang dikembangkan di daerah rawa-rawa lebak disebut sawah lebak.
Pengunaan tanah kering untuk padi sawah dapat menyebabkan perubahan sifat morfologi dan sifat fisiko-kimia tanah secara permanen, sehingga dapat menyebabkan perubahan klasifikasi tanah. Dalam tulisan ini, disajikan uraian tentang beberapa macam sifat morfologi dan profil tanah sawah, serta pengaruhnya dalam klsifikasi tanah, khususnya dalam sistem taksonomi tanah

Bahan-bahan penyusun tanah adalah sebagai berikut;


a.       Tanah pasir


 Berkas:PismoBeachSand.JPG
  Gambar 1. Butiran penyusun tanah berupa pasir

Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur. Pasir tidak dapat di tumbuhi oleh tanaman, karena rongga-rongganya yang besar-besar.
Kandungan pasir (sand) dalam tanah menentukan sifat fisika tanah, disamping kandungan lempung (clay).  Di wilayah Indonesia dikenal tanah subur yaitu tanah lempung berpasir dan tanah pasir berlempung.  Ke dua jenis tanah tersebut sangat baik untuk pertanian dan perkebunan karena pada tanah tersebut drainase baik, kapasitas penukaran kation baik, sehinga unsure yang dibutuhkan tanaman tinggi. 

b. Tanah Humus

 Gambar 2. Tanah humus mengandung unsure hara tinggi sangat baik untuk pertanian
                   (Sumber: http.imagesgoogle.co.id)

Tanah humus (gambar 2)  merupakan tanah yang betasal dari pelapukan sisa hewan dan tumbuhan yang membusuk/lapuk, ditandai dengan; berwarna kehitaman, sangat baik untuk lahan pertanian/perkebunan, kemampuan menyerap airnya sangat tinggi, dapat menggemburkan tanah

B.  Tanaman Padi
Kata "padi" pasti sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Pasti teman-teman sudah tahu bukan? Jika kita memperhatikan tanaman padi, maka akan terlihat bahwa semakin matang tanaman padi, maka ia akan semakin merunduk. Nah, sebagai pelajar kita semestinya bisa mencontoh "ilmu padi". Artinya semakin banyak ilmu seseorang, seharusnya ia semakin rendah hati. Itulah falsafah yang bisa diambil dari sebuah tanaman padi. Walaupun ia tertanam ditempat yang penuh lumpur tetapi padi merupakan makanan pokok manusia terutama di Indonesia dan beberapa Negara di Asia.





  Gambar 3. Ilustasi tanaman padi fase generatif
Dalam bahasa latin, padi disebut dengan Oryza sativa L, masuk dalam famili Poaccae (Gramincae), Tanaman semak semusim ini merupakan tanaman yang berbatang basah, dengan tinggi antara 50 cm - 150 cm. Batangnya tegak, lunak, beruas, berongga, kasar dan berwarna hijau. Padi mempunyai daun tunggal berbentuk pita yang panjangnya 15-30 cm. Ujungnya runcing, tepinya rata, berpelepah, pertulangan sejajar, dan berwarna hijau.

Bunganya majemuk berbentuk malai. Buahnya seperti buah batu (keras) dan terjurai pada tangkai. Setelah tua, warna hijau akan menjadi kuning. Bijinya keras, berbentuk bulat telur, ada yang berwarna putih atau merah. Butir-butir padi yang sudah lepas dari tangkainya disebut gabah, dan yang sudah dibuang kulit luarnya disebut beras. Bila beras ini dimasak, maka namanya menjadi nasi, yang merupakan bahan makanan utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Umumnya beras berwarna putih, walaupun ada juga beras yang berwarna merah. Tangkai butir padi yang telah dirontokkan gabahnya dan dijemur sampai kering, disebut merang. Padi yang termasuk keluarga rumput-rumputan ini ditanam dari bijinya secara langsung atau melalui persemaian dahulu.





           Padi mempunyai nama lain yang terkenal di wilayah Indonesia. Nama lokal sangat bervariasi: Pare, pantun, pari, padi (Jawa). Pade, rom,  pedeh, page, eme, ome, banih, padi, pai, pari, pagri (Sumatera).  Wanat, fasa, alai, ara, fala, hala, ala hutu, ala utu, ala utut, hala, alac tuwa, pinge, pinye, samasi, bira (Maluku). Ame, eme, pai, pae, bai, ase (Sulawesi). Pare, kekai, parei, bani, Parai, parei, pari (Kalimantan). Padi, pantu, pantun, pade, pare, fare, pari, pane, pare ui, hade aik, ale (Nusa Tenggara). 

BAB III.   
METODOLOGI PENELITIAN

A. Alat dan Bahan :

-          Cawan petri/gelas aqua              = 6 buah
-          Biji padi                                     = 30 buah
-          Tanah (sawah,humus,pasir)        = secukupnya
-          Air                                              = secukupnya
-          Mistar / penggaris


B. Cara Kerja

1        Disiapkan biji padi yang sehat sebanyak 30 biji.
2        Biji-biji padi tersebut direndam selama 24 jam (sehari semalam)
3        Disiapkan tanah sawah, tanah humus, dan tanah pasir  masing dimasukan dalam cawan petri/gelas aqua sebagai pot dengan ulangan 2 kali.
4        Dilakukan transplanting (penanaman) bibit padi dalam pot
5        Selanjutnya pot diletakan pada tempat yang cukup cahaya matahari
6        Pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi dilakukan tiap hari dengan mengukur tinggi tanaman dan jumlah anakan, dan dicatat pada blangko pengamatan.

D.  Jadual penelitian

Tabel 1. Jadual penelitian

No.
Uraian kegiatan
Bulan
keterangan
Minggu Ke I
Minggu ke II
Minggu Ke III
Minggu Ke IV
1
2
3
4
5
6
Persiapan
Perendaman benih
Tanam
Pengamatan
Tabulasi data
Laporan
X
X
X



X



X




X
X
X




BAB IV. 
DATA DAN PEMBAHASAN





A.   Deskripsi Data :


Tabel 2. Prosentase biji padi berkecambah

No.
Tanggal Pengamatan
Tanah Biasa
(%)
Tanah Sawah
(%)
Tanah Pasir
(%)
1
2
3
4
Kamis,    11 Agts 2011
Jum’at,   12 Agts 2011
Sabtu,     13 Agts 2011
Minggu, 14 Agts 2011
0
0
0
20
0
0
0
40
0
0
0
0

Hari pertama sampai dengan hari ketiga pengamatan belum terlihat biji padi yang tumbuh,  perkecambahan baru terlihat pada pengamatan hari ke empat dengan prosentase perkecambahan; 20% biji padi berkecambah pada tanah biasa, 40% biji padi berkecambah pada tanah sawah, dan terendah 0% biji berkecambah pada tanah pasir (table 2).

Tabel 3.  Pertumbuhan/tinggi tanaman padi pada hari ke 24
No.
Tanggal Pengamatan
Tanah Biasa

Tanah Sawah

Tanah Pasir


1
2
3
4


Prosentase biji tidak tumbuh
Prosentase biji tumbuh
Tinggi Tanaman terendah
Tinggi tanaman tertinggi


50%
50%
0,4 cm
23,6 cm

60%
40%
18 cm
24,1 cm

0%
0%
0 cm
0 cm

Sampai dengan  pengamatan hari ke 24 terlihat bahwa pada tanah biasa biji padi tidak berkecambah sebesar 50%, berkecambah 50%, tinggi tanaman terendah 0,4 cm sedangkan tinggi tanaman tertinggi 23,6 cm.  Pada tanah sawah biji tidak berkecambah 60%, biji berkecambah 40%, tinggi tanaman terendah 18 cm, dan tinggi tanaman tertinggi 24,1 cm, sedangkan biji padi yang ditanaman pada tanah pasir tidak ada yang berkecambah (tabel 3)

B.  Pembahasan

Dari uraian tersebut menunjukan bahwa sampai dengan pengamatan hari ke 24 biji padi yang berkecambah pada tanah biasa mengalami kenaikan dari 20% menjadi 50%, di tanah sawah tetap, sedangkan pada tanah pasir tidak tumbuh sama. Dengan demikian tanag  tanah pasir tidak cocok digunakan untuk menanam padi. 
Perkecambahan maupun perkembangan tanaman padi dipengaruhi oleh air dan unsur hara, pada tanah biasan maupun tanah sawah kebutuhan akan air dan unsur hara besar kemungkinan tersedia, sedangkan pada tanah pasir mempunyai sifat porositas yang tinggi sehingga pada tanah pasir tidak tersedia air dan menyebabkan tanaman tidak bisa hidup.


BAB V. 
KESIMPULAN DAN SARAN



A. Kesimpulan :

-          Pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi dipengaruhi oleh air, unsur hara (mineral), cahaya matahari, dan tempat.
-          Tanah yang mempunyai sifat porositas tinggi menyebabkan tanah tidak bisa tumbuih karena tanah pasir tidak mampu menyimpan air, maupun unsur hara

B. Saran :

Perlu dilakukan percobaan lanjutan, tentang perendaman dilanjutkan dengan pemeraman benih dan penanaman pada media tumbuh yang lebih luas.


DAFTAR PUSTKA :

Ardley, N. 1997.  Pertumbuhan. Terjemahaan Tim Penerjemah Mandira. Semarang:      
       PT.  Mandira,

Nasir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Tafakresnanto, C. dan Prasetyo, B.H. 2001. Peranan data mineral tanah dalam                      
                   menunjang interpretasi sumber daya tanah. Jurnal Tanah dan Air 2(1): 47-56

Sudjadi Bagad.2004. Sains Dalam Kehidupan.  Jakarta. Yudhistira,

LAMPIRAN

NO
Hari
Tanah Biasa
Tanah Sawah
Tanah Pasir
1
2
1
2
1
2
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
Kamis,11/8/2011
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
Jumat,12/8/2011
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
Sabtu,13/8/2011
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
Minggu,14/8/2011
0
0
0
0
0
0
0
0
0,6
0,9
0,7
0,5
0,7
0
0
0
0,4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
Senin,15/82011
0
0
0
0
0
0
0
0
3
4,2
3,3
2,2
3,6
0
0
0
2,8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
Selasa,16/8/2011
0
0
0
0
0
0
0
0
6,8
9
7,1
4,7
7,6
0
0
0
5,5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
Rabu,17/8/2011
0
0
0
0
0
0
0
0
10,4
13,3
11,8
6,1
12,1
0
0
0
9,4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
Kamis,18/8/2011
0
0
0
0
0
0
0
0
14,2
16
14,6
9,4
14,8
0
0
0
12,2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9
Jumat,19/8/2011
0
0
0
0
0
0
0
0
16,1
20
17,1
12,5
17,4
0
0
0
14
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
Sabtu,20/8/2011
0
0
0
0
0
0
0,5
0
16,8
20,6
17,6
13,1
17,9
0
0
0
14,5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
11
Minggu,21/8/2011
0
0
0
0
0
0
0,8
0
17,4
21,2
18,2
13,7
18,5
0
0
0
14,7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12
Senin,22/82011
0
0
0
0
0
0
1,5
0
18,4
21,8
18,6
14,7
18,9
0
0
0
15,4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13
Selasa,23/8/2011
0
0
0
0
0
0
2,4
0
19,1
22,3
19
15,2
19,3
0
0
0
15,8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
14
Rabu,24/8/2011
0
0
0
0
0
0
3,2
0
20,2
22,8
19,4
16,3
19,9
0
0
0
16,2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15
Kamis,25/8/2011
0
0
0
0
0
0
4,4
0
21
23,5
19,8
17,2
20,6
0
0
0
16,7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16
Jumat,26/8/2011
0
0
0
0
0
0
5,6
0
22
24
20,1
18,2
21,7
0
0
0
17,4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
17
Sabtu,27/8/2011
0
0
0
0
0
0
7,3
0
22,2
24
20,6
18,6
21,7
0
0
0
17,5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
18
Minggu,28/8/2011
0
0
0
0
0
0
10,4
0
22,3
24,2
20,9
19,2
21,7
0
0
0
17,7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
19
Senin,29/82011
0
0
0
0
0
0
13,6
0
22,4
24,3
21,3
19,6
21,8
0
0
0
17,8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
20
Selasa,30/8/2011
0
0
0
0
0
0
15,2
0
22,5
24,4
21,4
19,8
21,8
0
0
0
17,9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
21
Rabu,31/8/2011
0
0
0
0
0
0
18
0
22,6
24,5
21,6
20
21,8
0
0
0
18
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
22
Kamis,1/9/2011
0,3
0
0
0
0
0
18
0
23
pa
22,2
21
22,6
0
0
0
18
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
23
Jumat,2/9/2011
0,8
0
0
0
0,3
0
18
0
23,3
tah
23,1
22
23,7
0
0
0
18
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
24
Sabtu,3/9/2011
1,5
0
0
0
0,4
0
18
0
23,6
23,5
24,1
22,5
24,6
0
0
0
18
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
25
Minggu,4/9/2011






























26
Senin,5/9/2011































 
 
0 Responses

Post a Comment