PENGARUH JENIS TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN PADI
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diketahui bahwa air sangat dibutuhkan tanaman untuk
pertumbuhanya. Zat-zat yang terkandung di dalam air digunakan untuk
menghasilkan energi yang membantu dalam pembentukan sel-sel baru dan perbaikan
sel-sel yang rusak. Makhluk hidup tidak hanya tumbuh (hipertropi), makhluk
hidup juga mengalami perkembangan (hyperplasia), misalnya biji tanaman padi, biji tersebut akan menjadi
berkecambah, selanjutnya bukan saja pertambahan ukurannya tapi juga berkembangan
kearah bentuk dewasa tanaman tersebut. Seiring dengan waktu, kecambah padi
tersebut akan tumbuh membesar membentuk: akar, daun, cabang, menghasilkan bunga
dan buah.
B. Rumusan Masalah
Ada tiga jenis tanah yang
akan ditanami biji padi yaitu, tanah liat/sawah, tanah biasa, dan tanah pasir,
dari ketiga tanah tersebut diteentukan jenis Tanah yang cocok digunakan untuk
menanam tumbuhan padi.
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh jenis tanah terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman padi.
D. Manfaat Penelitian
Dapat diketahui
pengaruh jenis tanah terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman pad
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanah
Tanah adalah gejala alam permukaan daratan, membentuk zone yang
disebut pedosfer, tersusun atas massa yang mudah hilang, berupa pecahan dan
lapukan batuan bercampur dengan bahan organik. Berlainan dengan mineral,
tumbuhan dan hewan, tanah bukan suatu ujud yamh mudah dibedakan
bagian-bagiannya. Di dalam pedosfer terjadi tumpang-tindih dan saling tindak
antar litosfer, atmosfer, hidrosfer dan biosfer.
Ditinjau dari segi asal-usul, tanah
merupakan hasil alihrupa dan alihtempat zat-zat mineral dan organik yang
berlangsung di permukaan daratan di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan
yang bekerja selama waktu sangat panjang, dan berbentuk tubuh dengan organisasi
dan morfologi tertentu. Pengertian tubuh menandakan bahwa tanah merupakan
bangunan bermatra tiga, dua marta berkaitan dengan luas bentangan dan satu
matra berkaitan dengan tabal. Sifat-sifat tanah muncul dan berkembang secara
berangsur menuruti perjalanan waktu yang sangat panjang. Maka waktu menjadi
matra keempat tanah. Dengan demikian tanah disebut bangunan bermatra empat,
atau sistem ruang waktu. Ini berarti hakekat tanah hanya terungkap sacara baik
kalau setiap gejala tanah didudukkan menurut ruang dan waktu.
Sifat tanah beragam ke arah samping
dan kearah acak menuruti keragaman faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
pembentukan tanah. Tampaknya tanah yang berkaitan dengan pola agihan acak
sifat-sifat tanah disebut morfologi tanah. Bidang irisan tegak sepanjang tubuh
tanah, yang menampakan morfologi tanah, di sebut profil tanah. Profil tanah dipergunakan mengklasifikasikan
tanah. Pola agihan menyamping sifat-sifat tanah dipergunakan memilahkan daerah
bentangan kelas-kelas tanah dalam pemetaan tanah.
Ada lima faktor pokok
yang mempengaruhi pembentukan tanah dan menentukan sifat/kelas tanah, yaitu
bahan induk, iklim, organisme hidup, tumbuhan, dan waktu. Dengan peningkatan
intensitas penggunaan tanah, khusus dalam bidang pertanian, manusia dapat
dimasukan sebagai faktor pembentuk tanah. Dengan tindakannya mengolah tanah (irigasi,
menumpuk sisa tumbuhan, mengubah bentuk muka tanah dan mereklamasi), dengan
demikian manusia dapat mengubah atau mengganti proses tanah yang semula
dikendalikan oleh faktor-faktor alam. Proses pembentukan tanah berlangsung
dengan tiga tahapan : (1) mengubah bahan mentah menjadi bahan induk tanah, (2)
mengubah bahan induk tanah menjadi bahan penyusun tanah, dan (3) menata bahan
penyusun tanah menjadi tubuh tanah.
Faktor-faktor pembentuk tanah adalah
sebagai berikut.
Bahan
induk
Bahan induk tanah dapat berasal dari batuan atau kumpulan biomassa
mati sebagai bahan mentah. Berasal dari batuan akan menghasilkan tanah mineral,
sedang yang berasal dari kumpulan biomassa mati akan menghasilkan tanah
organik. Bahan penyusun tanah organik didominasi oleh bahan organik dengan
campuran bahn mineral berupa endapan aluvial.
Iklim
Iklim berpengaruh langsung atas suhu tanah dan lengas tanah serta
berpengaruh tidak langsung melalui vegetasi. Hujan dan angin dapat menimbulkan
degradasi tanah karena pelindian (pecucian tanah akibat hujan) dan erosi (hujan
dan angin). Energi sinar matahari menentukan suhu badan pembentuk tanah dan
dengan demikian menentukan laju pelapukan bahan mineral dan dekomposisi serta
humifikasi bahan organik. Semua proses fisik, kimia dan biologi bergantung pada
suhu. Air merupakan pelaku proses utama di alam, menjalankan proses alihragam
dan alihtempat dalam tubuh tanah, pengayaan tubuh tanah dengan sedimentasi, dan
penyingkiran bahan dari tubuh tanah dengan erosi, perkolasi dan pelindian.
Organisme
hidup
Faktor ini terbagi dua, yaitu yang hidup di dalam tanah dan yang
hidup di atas tanah. Yang hidup di dalam tanah mencangkup bakteria, jamur, akar
tumbuhan, cacing tanah, rayap, semut, dsb. Bersama dengan makhluk-makhluk
tersebut, tanah membentuk suatu ekosistem. Jasad-jasad penghuni tanah mengaduk
tanah, mempercepat pelapukan zarah-zarah batuan, menjalankan perombakan bahan
organik, mencampur bahan organik dengan bahan mineral, membuat lorong-lorong
dalam tubuh tanah yang memperlancar gerakan air dan udara, dan mengalihtempatkan
bahan tanah dari satu bagian ke bagian lain tubuh tanah.
Waktu
Waktu bukan faktor penentu sebenarnya. Waktu dimasukkan faktor
karena semua proses maju sejalan dengan waktu. Tidak ada proses yang dimulai
dan selesai secara cepat. Tahap evolusi tanah yang dicapai tanah tidak selalu
bergantung pada lama kerja sebagai faktor. Karena intensitas faktor dan
interaksinya mungkin berubah ubah sepanjang perjalanan waktu. Dapat terjadi
tanah yang belum lama terbentuk akan tetapi sudah memperlihatkan perkembangan
profil yang jauh. Sebaliknya, ada tanah yang sudah lama menjalani proses
pembentukan akan tetapi perkembangan profilnya masih terbatas. tanah sawah
adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah baik terus-menerus sepanjang
tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija. Istilah tanah sawah bukan
merupakan istilah taksonomi, tetapi merupakan istilah umum seperti halnya tanah
hutan, tanah perkebunan, tanah pertanian dan sebagainya. Segala macam jenis
tanah dapat dijadikan tanah sawah asalkan air cukup tersedia. Selain itu padi
sawah juga ditemukan pada berbagai macam iklim yang jauh lebih beragam
dibandingkan dengan jenis tanaman lain. Oleh karena itu tidak mengherankan bila
sifat tanah sawah sangat beragam sesuai dengan sifat tanah asalnya. tanah sawah
dapat berasal dari tanah kering yang di airi kemudian disawahkan atau dari
tanah rawa-rawa yang di keringkan dengan membuat saluran-saluran drainase.
sawah yang airnya berasal dari air irigasi disebut sawah irigasi, sedang yang
menerima langsung dari air hujan disebut sawah tadah hujan. di daerah pasang
surut ditemukan sawah pasang surut, sedangkan yang dikembangkan di daerah
rawa-rawa lebak disebut sawah lebak.
Pengunaan tanah kering untuk padi sawah dapat menyebabkan perubahan
sifat morfologi dan sifat fisiko-kimia tanah secara permanen, sehingga dapat
menyebabkan perubahan klasifikasi tanah. Dalam tulisan ini, disajikan uraian
tentang beberapa macam sifat morfologi dan profil tanah sawah, serta pengaruhnya
dalam klsifikasi tanah, khususnya dalam sistem taksonomi tanah
Bahan-bahan
penyusun tanah adalah sebagai berikut;
a.
Tanah pasir
Gambar 1. Butiran penyusun tanah berupa pasir
Pasir adalah
contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya
berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter.
Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi
di beberapa pantai
tropis
dan subtropis
umumnya dibentuk dari batu kapur. Pasir tidak dapat di tumbuhi oleh
tanaman, karena rongga-rongganya yang besar-besar.
Kandungan pasir (sand) dalam tanah menentukan sifat fisika tanah,
disamping kandungan lempung (clay). Di
wilayah Indonesia dikenal tanah subur yaitu tanah lempung berpasir dan tanah
pasir berlempung. Ke dua jenis tanah
tersebut sangat baik untuk pertanian dan perkebunan karena pada tanah tersebut
drainase baik, kapasitas penukaran kation baik, sehinga unsure yang dibutuhkan
tanaman tinggi.
b. Tanah Humus

Gambar 2. Tanah humus mengandung unsure
hara tinggi sangat baik untuk pertanian
(Sumber: http.imagesgoogle.co.id)
Tanah humus (gambar 2) merupakan tanah yang betasal dari pelapukan
sisa hewan dan tumbuhan yang membusuk/lapuk, ditandai dengan; berwarna
kehitaman, sangat baik untuk lahan pertanian/perkebunan, kemampuan menyerap
airnya sangat tinggi, dapat menggemburkan tanah
B. Tanaman Padi
Kata "padi" pasti sudah tidak asing lagi
ditelinga kita. Pasti teman-teman sudah tahu bukan? Jika kita memperhatikan
tanaman padi, maka akan terlihat bahwa semakin matang tanaman padi, maka ia
akan semakin merunduk. Nah, sebagai pelajar kita semestinya bisa mencontoh
"ilmu padi". Artinya semakin banyak ilmu seseorang, seharusnya ia
semakin rendah hati. Itulah falsafah yang bisa diambil dari sebuah tanaman
padi. Walaupun ia tertanam ditempat yang penuh lumpur tetapi padi merupakan
makanan pokok manusia terutama di Indonesia dan beberapa Negara di Asia.

Gambar 3. Ilustasi tanaman padi fase generatif
Dalam bahasa latin, padi disebut dengan Oryza sativa L, masuk dalam famili Poaccae (Gramincae), Tanaman
semak semusim ini merupakan tanaman yang berbatang basah, dengan tinggi antara
50 cm - 150 cm. Batangnya tegak, lunak, beruas, berongga, kasar dan berwarna
hijau. Padi mempunyai daun tunggal berbentuk pita yang panjangnya 15-30 cm.
Ujungnya runcing, tepinya rata, berpelepah, pertulangan sejajar, dan berwarna
hijau.
Bunganya majemuk berbentuk malai. Buahnya seperti buah batu (keras)
dan terjurai pada tangkai. Setelah tua, warna hijau akan menjadi kuning.
Bijinya keras, berbentuk bulat telur, ada yang berwarna putih atau merah.
Butir-butir padi yang sudah lepas dari tangkainya disebut gabah, dan yang sudah
dibuang kulit luarnya disebut beras. Bila beras ini dimasak, maka namanya
menjadi nasi, yang merupakan bahan makanan utama bagi sebagian besar penduduk
Indonesia. Umumnya beras berwarna putih, walaupun ada juga beras yang berwarna
merah. Tangkai butir padi yang telah dirontokkan gabahnya dan dijemur sampai
kering, disebut merang. Padi yang termasuk keluarga rumput-rumputan ini ditanam
dari bijinya secara langsung atau melalui persemaian dahulu.
Padi mempunyai nama lain yang terkenal di wilayah Indonesia. Nama lokal sangat bervariasi: Pare, pantun, pari, padi (Jawa). Pade, rom, pedeh, page, eme, ome, banih, padi, pai, pari, pagri (Sumatera). Wanat, fasa, alai, ara, fala, hala, ala hutu, ala utu, ala utut, hala, alac tuwa, pinge, pinye, samasi, bira (Maluku). Ame, eme, pai, pae, bai, ase (Sulawesi). Pare, kekai, parei, bani, Parai, parei, pari (Kalimantan). Padi, pantu, pantun, pade, pare, fare, pari, pane, pare ui, hade aik, ale (Nusa Tenggara).
BAB III.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Alat dan Bahan :
-
Cawan petri/gelas aqua = 6 buah
-
Biji padi = 30 buah
-
Tanah (sawah,humus,pasir) = secukupnya
-
Air = secukupnya
-
Mistar / penggaris
B. Cara Kerja
1
Disiapkan biji padi yang sehat
sebanyak 30 biji.
2
Biji-biji padi tersebut direndam
selama 24 jam (sehari semalam)
3
Disiapkan tanah sawah, tanah
humus, dan tanah pasir masing dimasukan
dalam cawan petri/gelas aqua sebagai pot dengan ulangan 2 kali.
4
Dilakukan
transplanting (penanaman) bibit padi dalam pot
5
Selanjutnya
pot diletakan pada tempat yang cukup cahaya matahari
6
Pengamatan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi dilakukan tiap hari dengan mengukur
tinggi tanaman dan jumlah anakan, dan dicatat pada blangko pengamatan.
D. Jadual penelitian
Tabel 1. Jadual penelitian
No.
|
Uraian kegiatan
|
Bulan
|
keterangan
|
|||
Minggu Ke I
|
Minggu ke II
|
Minggu Ke III
|
Minggu Ke IV
|
|||
1
2
3
4
5
6
|
Persiapan
Perendaman
benih
Tanam
Pengamatan
Tabulasi
data
Laporan
|
X
X
X
|
X
|
X
|
X
X
X
|
|
BAB IV.
DATA DAN
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data :
Tabel 2. Prosentase biji padi berkecambah
No.
|
Tanggal Pengamatan
|
Tanah Biasa
(%)
|
Tanah Sawah
(%)
|
Tanah Pasir
(%)
|
1
2
3
4
|
Kamis, 11 Agts
2011
Jum’at, 12 Agts
2011
Sabtu, 13
Agts 2011
Minggu, 14 Agts 2011
|
0
0
0
20
|
0
0
0
40
|
0
0
0
0
|
Hari pertama sampai dengan hari ketiga pengamatan belum
terlihat biji padi yang tumbuh,
perkecambahan baru terlihat pada pengamatan hari ke empat dengan
prosentase perkecambahan; 20% biji padi berkecambah pada tanah biasa, 40% biji
padi berkecambah pada tanah sawah, dan terendah 0% biji berkecambah pada tanah
pasir (table 2).
Tabel 3. Pertumbuhan/tinggi tanaman padi pada hari ke
24
No.
|
Tanggal Pengamatan
|
Tanah Biasa
|
Tanah Sawah
|
Tanah Pasir
|
1
2
3
4
|
Prosentase biji tidak tumbuh
Prosentase biji tumbuh
Tinggi Tanaman terendah
Tinggi tanaman tertinggi
|
50%
50%
0,4 cm
23,6 cm
|
60%
40%
18 cm
24,1 cm
|
0%
0%
0 cm
0 cm
|
Sampai dengan pengamatan hari ke 24 terlihat bahwa pada
tanah biasa biji padi tidak berkecambah sebesar 50%, berkecambah 50%, tinggi
tanaman terendah 0,4 cm sedangkan tinggi tanaman tertinggi 23,6 cm. Pada tanah sawah biji tidak berkecambah 60%,
biji berkecambah 40%, tinggi tanaman terendah 18 cm, dan tinggi tanaman
tertinggi 24,1 cm, sedangkan biji padi yang ditanaman pada tanah pasir tidak
ada yang berkecambah (tabel 3)
B. Pembahasan
Dari uraian tersebut menunjukan bahwa sampai dengan
pengamatan hari ke 24 biji padi yang berkecambah pada tanah biasa mengalami
kenaikan dari 20% menjadi 50%, di tanah sawah tetap, sedangkan pada tanah pasir
tidak tumbuh sama. Dengan demikian tanag
tanah pasir tidak cocok digunakan untuk menanam padi.
Perkecambahan maupun perkembangan tanaman padi
dipengaruhi oleh air dan unsur hara, pada tanah biasan maupun tanah sawah
kebutuhan akan air dan unsur hara besar kemungkinan tersedia, sedangkan pada
tanah pasir mempunyai sifat porositas yang tinggi sehingga pada tanah pasir
tidak tersedia air dan menyebabkan tanaman tidak bisa hidup.
BAB V.
KESIMPULAN DAN
SARAN
A. Kesimpulan :
-
Pertumbuhan
dan perkembangan tanaman padi dipengaruhi oleh air, unsur hara (mineral),
cahaya matahari, dan tempat.
-
Tanah
yang mempunyai sifat porositas tinggi menyebabkan tanah tidak bisa tumbuih
karena tanah pasir tidak mampu menyimpan air, maupun unsur hara
B. Saran :
Perlu
dilakukan percobaan lanjutan, tentang perendaman dilanjutkan dengan pemeraman
benih dan penanaman pada media tumbuh yang lebih luas.
DAFTAR PUSTKA :
Ardley, N. 1997. Pertumbuhan. Terjemahaan Tim Penerjemah
Mandira. Semarang:
PT. Mandira,
Nasir,
M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Tafakresnanto, C. dan Prasetyo, B.H. 2001. Peranan
data mineral tanah dalam
menunjang interpretasi sumber daya tanah. Jurnal Tanah dan Air 2(1):
47-56
Sudjadi
Bagad.2004. Sains Dalam Kehidupan.
Jakarta. Yudhistira,
LAMPIRAN
NO
|
Hari
|
Tanah
Biasa
|
Tanah
Sawah
|
Tanah
Pasir
|
|||||||||||||||||||||||||||
1
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
||||||||||||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
Kamis,11/8/2011
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2
|
Jumat,12/8/2011
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3
|
Sabtu,13/8/2011
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
4
|
Minggu,14/8/2011
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0,6
|
0,9
|
0,7
|
0,5
|
0,7
|
0
|
0
|
0
|
0,4
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
5
|
Senin,15/82011
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3
|
4,2
|
3,3
|
2,2
|
3,6
|
0
|
0
|
0
|
2,8
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
6
|
Selasa,16/8/2011
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
6,8
|
9
|
7,1
|
4,7
|
7,6
|
0
|
0
|
0
|
5,5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
7
|
Rabu,17/8/2011
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
10,4
|
13,3
|
11,8
|
6,1
|
12,1
|
0
|
0
|
0
|
9,4
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
8
|
Kamis,18/8/2011
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
14,2
|
16
|
14,6
|
9,4
|
14,8
|
0
|
0
|
0
|
12,2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
9
|
Jumat,19/8/2011
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
16,1
|
20
|
17,1
|
12,5
|
17,4
|
0
|
0
|
0
|
14
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
10
|
Sabtu,20/8/2011
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0,5
|
0
|
16,8
|
20,6
|
17,6
|
13,1
|
17,9
|
0
|
0
|
0
|
14,5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
11
|
Minggu,21/8/2011
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0,8
|
0
|
17,4
|
21,2
|
18,2
|
13,7
|
18,5
|
0
|
0
|
0
|
14,7
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
12
|
Senin,22/82011
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1,5
|
0
|
18,4
|
21,8
|
18,6
|
14,7
|
18,9
|
0
|
0
|
0
|
15,4
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
13
|
Selasa,23/8/2011
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2,4
|
0
|
19,1
|
22,3
|
19
|
15,2
|
19,3
|
0
|
0
|
0
|
15,8
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
14
|
Rabu,24/8/2011
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3,2
|
0
|
20,2
|
22,8
|
19,4
|
16,3
|
19,9
|
0
|
0
|
0
|
16,2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
15
|
Kamis,25/8/2011
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
4,4
|
0
|
21
|
23,5
|
19,8
|
17,2
|
20,6
|
0
|
0
|
0
|
16,7
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
16
|
Jumat,26/8/2011
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
5,6
|
0
|
22
|
24
|
20,1
|
18,2
|
21,7
|
0
|
0
|
0
|
17,4
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
17
|
Sabtu,27/8/2011
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
7,3
|
0
|
22,2
|
24
|
20,6
|
18,6
|
21,7
|
0
|
0
|
0
|
17,5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
18
|
Minggu,28/8/2011
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
10,4
|
0
|
22,3
|
24,2
|
20,9
|
19,2
|
21,7
|
0
|
0
|
0
|
17,7
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
19
|
Senin,29/82011
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
13,6
|
0
|
22,4
|
24,3
|
21,3
|
19,6
|
21,8
|
0
|
0
|
0
|
17,8
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
20
|
Selasa,30/8/2011
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
15,2
|
0
|
22,5
|
24,4
|
21,4
|
19,8
|
21,8
|
0
|
0
|
0
|
17,9
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
21
|
Rabu,31/8/2011
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
18
|
0
|
22,6
|
24,5
|
21,6
|
20
|
21,8
|
0
|
0
|
0
|
18
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
22
|
Kamis,1/9/2011
|
0,3
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
18
|
0
|
23
|
pa
|
22,2
|
21
|
22,6
|
0
|
0
|
0
|
18
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
23
|
Jumat,2/9/2011
|
0,8
|
0
|
0
|
0
|
0,3
|
0
|
18
|
0
|
23,3
|
tah
|
23,1
|
22
|
23,7
|
0
|
0
|
0
|
18
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
24
|
Sabtu,3/9/2011
|
1,5
|
0
|
0
|
0
|
0,4
|
0
|
18
|
0
|
23,6
|
23,5
|
24,1
|
22,5
|
24,6
|
0
|
0
|
0
|
18
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
25
|
Minggu,4/9/2011
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
26
|
Senin,5/9/2011
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Comments
Post a Comment